Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pengawas Obat dan Makanan tingkatkan intensifikasi pengawasan peredaran produk ilegal menjelang Natal dan Tahun Baru 2016 yang diproyeksi marak beredar.
Petugas Balai Besar/Balai POM (BB/BPOM) di seluruh Indonesia secara serentak turun ke lapangan untuk melakukan intensifikasi pengawasan pangan di sarana distribusi, yaitu gudang importir dan ritel (toko, pasar tradisional, supermarket, hypermarket, serta para pembuat dan/atau penjual parsel) sejak 30 November 2015.
Hingga 21 Desember 2015, pangan kedaluwarsa menjadi temuan terbanyak dalam intensifikasi pengawasan pangan menjelang Natal dan tahun baru 2016. Secara keseluruhan, Badan POM menemukan 3.499 item (121.610 kemasan) pangan tidak memenuhi ketentuan (TMK) dengan nilai keekonomian mencapai lebih dari Rp4,8 miliar di sarana retail dengan rincian 34.947 kemasan pangan tanpa izin edar (TIE) 28%, 76.156 kemasan pangan kedaluwarsa (63%), dan 10.507 kemasan pangan rusak (9%).
Produk yang menjadi target pengawasan adalah pangan tanpa izin edar (TIE/ilegal), pangan kedaluwarsa, serta pangan dalam kondisi rusak (penyok, kaleng berkarat, dll.). Jenis pangan kedaluwarsa yang paling banyak ditemukan antara lain mi instan, susu kental manis, bumbu, teh, minuman serbuk, dan makanan ringan.
Kepala Badan POM Roy Alexander Sparringa menjelaskan bahwa temuan intensifikasi pengawasan ini telah diamankan dan/atau dimusnahkan. Selain tindak lanjut terhadap produknya, kepada pemilik sarana yang didapati mendistribusikan produk-produk tidak memenuhi ketentuan tersebut juga diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
“Kami tahun ini begitu aktif turun lakukan intensifikasi, terutama di hari-hari besar nasional. Karena permintaan pada periode itu meningkat,” tuturnya, (22/12).
Jenis pangan kedaluwarsa yang paling banyak ditemukan antara lain mi instan, susu kental manis, bumbu, teh, minuman serbuk, dan makanan ringan. Pangan kedaluwarsa ini paling banyak ditemukan di kota Kupang, Makassar, Jayapura, Manokwari, dan Sofifi.
Temuan pangan TIE didominasi oleh minuman serbuk, minuman beralkohol dan permen berasal dari Malaysia, Thailand dan USA yang banyak ditemukan di kota Medan, Pekanbaru, Batam, dan Bandung. Sementara itu, temuan terbanyak untuk pangan rusak adalah berupa mi instan, minuman ringan, minuman serbuk, susu steril UHT, susu kental manis, dan ikan dalam kaleng yang banyak ditemukan di Makassar, Jayapura, Mataram dan Manokwari.
Roy menambahkan temuan dari balai besar terus mengalir hingga hari ini Selasa (22/12/2015), yang berasal dari beragam temuan di daerah.