Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalangan Petani Imbau Pemerintah Revisi HPP Beras

Menjelang pergantian tahun baru, kalangan petnai meminta pemerintah untuk segera merevisi penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) yang menjadi patokan Perum Bulog dalam menyerap gabah dan beras petani.
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang pergantian tahun baru, kalangan petnai meminta pemerintah untuk segera merevisi penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) yang menjadi patokan Perum Bulog dalam menyerap gabah dan beras petani.

Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nuruddin mengatakan pemerintah sudah seharusnya tidak menetapkan angka HPP tunggal karena ketentuan tersebut sudah tidak relevan lagi untuk dapat menjaga stabilitas harga beras.

“Seharusnya di ujung tahun ini HPP sudah direvisi agar tahun depan tidak lagi terjadi gejolak harga, gejolak harga itu kan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Harga sudah naik, inflasi juga memengaruhi. Ongkon produksi petani sudah berbeda,” kata Nuruddin di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Ferry mengatakan saat ini biaya produksi yang dikeluarkan petani minimal Rp4.000 sedangkan HPP untuk gabah berada di level Rp3.800. Hal ini, katanya, akan menyulitkan Perum Bulog dalam melakukan penyerapan.

Dia meminta pemerintah untuk mencontoh Vietnam, India, dan China yang penetapan HPP-nya lebih fleksibel, disesuaikan dengan situasi perekonomian terkini. Selain itu, dia merekomendasikan HPP pun dibedakan sesuai lokasi dan varietas padi yang digunakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper