Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menyebut irigasi tersier yang sudah dibangun sepanjang tahun ini belum seluruhnya beroperasi optimal.
Hal tersebut dikarenakan sebagian irigasi tersier tersebut berada di lokasi yang irigasi primer dan sekundernya rusak.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementan Muhammad Syakir mengatakan di beberapa lokasi, irigasi primer rusak sehingga mengganggu debit air irigasi tersier yang langsung mengaliri sawah petani.
“Kami bangun irigasi tersier, tapi belum optimal karena irigasi primernya rusak. Nah irigasi primer ini bukan tupoksinya Kementan, tapi kan ini ada pengaruhnya,” kata Syakir di Jakarta awal pekan ini.
Berdasarkan data Kementan, sepanjang tahun ini perbaikan irigasi tersier sudah mencapai 2,1 juta hektare dari total 3 juta hektare irigasi yang ditargetkan selesai pada 2016 mendatang.
Adapun, operasional irigasi primer menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU).
Dengan perbaikan infrastruktur irigasi, Kementan menargetkan kenaikan IP (indeks pertanaman) hingga ke level 2 dari saat ini 1,68.
Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, jika IP mencapai 2, maka produksi beras Indonesia dapat diekspor.