Bisnis.com, GARUT - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid berkomitmen untuk terus melakukan pelatihan pemberdayaan bagi para TKI Purna dan keluarganya, serta TKI Bermasalah (TKIB), dan TKI Overstayer (TKIO).
Hal itu dilakukan sebagai wujud perhatian pemerintah meningkatkan kualitas keuangan TKI agar ketika pulang ke Indonesia uang yang dihasilkan dari jerih payahnya bisa produktif untuk berwirausaha.
Demikian disampaikan Nusron Wahid saat berpidato di acara dan TKI Purna serta keluarganya Penutupan Pemberdayaan Terintegrasi di Aula Sekolah Tinggi Teknik al Musaddadiyah, Garut, Kamis (10/12/2015).
"Bahwa penutupan pelatihan ini bukan merupakan akhir, namun justru awal," kata Nusron. Pemerintah, kata Nusron, berkomitmen memberikan akses pelatihan, akses pasar, akses modal, dan pendampingan. Namun, kata Nusron, hal itu tidak akan ada artinya apabila TKI sendiri tidak memiliki niat untuk maju.
"Harus ada niat yang kuat. Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan anggaran sebagai tindak lanjut penguatan komunitas usaha yang telah terbentuk," ujarnya.
Dalam acara itu, hadir juga Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Garut, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Garut, Lembaga Keuangan Mikro, Mitra Lokal yang melakukan proses pembentukkan kelompok dan pendampingan, serta Mitra Industri yang memberikan pelatihan serta memasarkan/mendistribusikan produk TKI.
Mereka yang sudah ikut dalam pemberdayaan terintegrasi ini antara lain 15 kelompok yang membentuk jaringan distribusi bakso siap saji dari komunitas TKI Purna Jawa Barat. "Mayoritasnya memang kuliner, industri kreatif, dan budidaya di Jabar," tukas Nusron.