Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUSAT PERBELANJAAN: Di DKI Akan Tumbuh 9%

Pasokan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah DKI Jakarta diperkirakan bakal tumbuh hingga sebesar 9 persen pada 2016 meski tingkat konsumsi melambat yang diakibatkan antara lain daya beli masyarakat yang melemah.
Ilustrasi-Pusat Perbelanjaan/Antara
Ilustrasi-Pusat Perbelanjaan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA --  Pasokan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah DKI Jakarta diperkirakan bakal tumbuh hingga sebesar 9 persen pada 2016 meski tingkat konsumsi melambat yang diakibatkan antara lain daya beli masyarakat yang melemah.

"Pasokan pusat ritel di Jakarta diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 9 persen di 2016. Pasokan mendatang berasal dari beberapa lifestyle center dan one-stop shopping center yang sudah mempunyai ijin, sebelum diberlakukannya peraturan moratorium oleh Gubernur DKI Jakarta, seperti Central Park Extension," kata Head of Research Cushman & Wakefield Indonesia (konsultan properti) Arief Rahardjo, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Menurut dia, meskipun keadaan ekonomi nasional melambat, Indonesia terutama Jadebotabek masih menjadi target untuk ekspansi bagi peritel internasional.

Selain itu, lanjutnya, pusat perbelanjaan yang masih dalam tahap pembangunan diharapkan dapat mencapai tingkat pra-komitmen yang relatif tinggi.

"Namun, kegiatan fit-out dan kondisi ekonomi nasional diperkirakan akan menahan rata-rata tingkat hunian dalam waktu pendek. Harga sewa di pusat perbelanjaan primer akan mengalami kenaikan di tahun depan," katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa aktivitas pasar ritel di Jakarta tidak terlalu aktif hingga akhir 2015, antara lain karena pasokan baru yang masuk tercatat hanya sebesar 23.100 meter persegi.

Sebagaimana diberitakan, harga bangunan dan tingkat sewa dari sejumlah sektor properti seperti apartemen dan ritel di wilayah DKI Jakarta masih mengalami peningkatan tetapi pertumbuhannya tidak sepesat beberapa tahun lalu karena adanya perlambatan perekonomian secara nasional.

"Meski adanya tekanan beban seperti pertumbuhan ekonomi yang melesu, harga apartemen secara keseluruhan masih menunjukkan pertumbuhan kecil dari 3,4%  antarkuartal (qtq) dan 11,2%  antartahun (yoy) menjadi Rp29,87 juta per meter persegi," kata Associate Director Research Colliers International Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto.

Menurut dia, peningkatan tersebut dinilai antara lain karena penyesuaian harga yang dilakukan pihak pengembang karena sejumlah proyek bangunan tempat tinggal mereka hampir selesai.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa tingkat rata-rata sewa di sejumlah pusat perbelanjaan di wilayah ibukota meningkat 6,1%  yoy menjadi sekitar Rp542.000 per meter persegi per bulan pada kuartal III 2015.

Hal tersebut, lanjutnya, antara lain karena jumlah ruang ritel yang terbatas yang digabungkan dengan faktor banyak mal melakukan pemutakhiran bangunan sehingga membuat pihak pengelola meningkatkan biaya sewa mereka qtq.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper