Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Pangsa Pasar Penjualan Semen Indonesia Diprediksi Stagnan

PT Semen Indonesia Persero Tbk. memprediksi pangsa pasar penjualan semen perseroan tahun depan akan stagnan seiring dengan banyaknya sejumlah pesaing baru.
Semen Indonesia.
Semen Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Semen Indonesia Persero Tbk. memprediksi pangsa pasar penjualan semen perseroan tahun depan akan stagnan seiring dengan banyaknya sejumlah pesaing baru.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan pangsa pasar perseroan per September 2015 sekitar 42,8%. Disusul oleh Indocement Tunggal Prakarsa dengan pangsa pasar 28,2%, dan Holcim Indonesia dengan 14,2%. Adapun, tahun depan perseroan memprediksi pangsa pasar akan sulit meningkat seiring adanya pemain-pemain baru di sektor semen.

“Sekarang sekitar 42%. Tahun depan mungkin 41%-42%, kalau ada penurunan sedikit yawajar. Banyak pemain baru, harus realistis,” kata Agung di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Sejumlah pemain baru tersebut a.l Siam Cement (Thailand) di Sukabumi, Jawa Barat, Semen Merah Putih (Wilmar Group) di Banten, Anhui Conch Semen (China) di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Papua Barat.

Kemudian ada Ultratech di Wonogiri, Jawa Tengah, Semen Puger di Jawa Timur, Semen Barru di Sulawesi Selatan, Semen Panasia di Sulawesi Selatan, Jui Shin Indonesia di Jawa Barat dan Semen Gombong serta Semen Grobogan di Jawa Tengah. 

Untuk mempertahankan pangsa pasar agar tidak jauh terhempas, perseroan juga melakukan sejumlah cara. Salah satunya dengan membangun pabrik pengantongan di empat wilayah di Indonesia, yakni Pontianak, Banjarmasin, Lampung, dan Balikpapan.

“Ini untuk menjaga market kami. Setiap pabrik pengantongan investasinya sekitar Rp60 miliar-Rp120 miliar. Dengan adanya packing plant baru tersebut, suplai akan terjamin. Bonusnya, cost bisa dikurangi 3%-4%,” jelas Agung.

Pada sisi lain, perseroan memprediksi volume penjualan tahun depan mencapai 30 juta ton pada tahun depan atau meningkat 5% dibandingkan dengan perkiraan 28,6 juta ton pada tahun ini.

Emiten berkode saham SMGR itu semula memperkirakan permintaan semen domestik mencapai 5%-6% pada 2015. Namun, pertumbuhan penjualan volume perusahaan diperkirakan tidak mencapai sebesar itu.

Perseroan membukukan penjualan semen 2,74 juta ton pada Oktober 2015 atau meningkat 11% dibandingkan dengan 2,47 juta ton pada Oktober 2014. Dengan penjualan tersebut, penjualan Semen Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2015 mencapai 21,35 juta ton atau turun 1% dibandingkan dengan 21,57 juta ton pada periode yang sama 2014.

“Untuk tahun depan, produksi dan sales kemungkinan tumbuh 5%. Kenapa 5%, ya karena kemampuan produksi kami memang hanya sekitar itu,” tambahnya.

Terkait dengan pembangunan pabrik Indarung VI di Sumatra Barat dan pabrik Rembang Jawa Tengah, Agung menyatakan bahwa kedua pabrik tersebut baru bisa beroperasi komersial pada akhir 2016 atau awal 2017. Hal tersebut membuat produksi di kedua pabrik baru tersebut tidak akan mendorong produksi tahun depan.

“Baru commissioning sekitar Oktober, mungkin komersial akhir 2016. Kemungkinan, selama setahun produksi semen baru sekitar 70%-80%, meski bisa saja beroperasi full. Produksi akan mendorong di 2017.”

Pabrik Indarung dan Rembang masing-masing memiliki kapasitas 3 juta ton per tahun. Adapun, investasi di Indarung sekitar US$352 juta dan di Rembang sekitar US$403 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper