Bisnis.com,JAKARTA--Kinerja ekspor produk makanan dan minuman olahan diyakini akan tumbuh lebih baik pada tahun depan setelah mengalami penurunan pada tahun ini.
Ketua Komite Tetap Industri Makanan Minuman dan Tembakau Kadin Thomas Darmawan meyakini setidaknya pada tahun depan nilai ekspor produk mamin Indonesia bisa naik antara 12% - 13% dibanding kinerja ekspornya pada tahun ini.
"Pasti lebih bagus. Tahun ini tahun transisi jadi agak turun, tetapi tahun depan pasti lebih baik. Kemudian pasar ekspor, juga kondisinya sudah mulai stabil. Saya yakin lebih bagus," kata Thomas kepada Bisnis.com, Rabu (2/12/2015).
Namun, hasil tersebut baru bisa dicapai jika upaya yang ditempuh. Pertama, percepatan pendanaan di dalam negeri. Bank dapat memberi bunga yang lebih murah. Selain itu, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga bisa membantu, khususnya untuk pelaku usaha yang masih masuk dalam kelas usaha kecil menengah.
MenurutThomas, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pengusaha-pengusaha besar untuk menggenjot ekspor. Masih banyak pelaku usaha makanan minuman yang masih masuk kategori UKM, dan terkendala masalah pendanaan ketika berbicara mengenai ekspor. Selain itu, mereka juga membutuhkan kontinuitas bahan baku.
Langkah kedua adalah standardisasi. Selama ini eksportir kesulitan menyamakan standar produk ekspornya, karena banyaknya tumpang tindih aturan, serta sertifikasi yang mesti dilakukan di luar negeri.
Padahal, di Indonesia ada banyak lembaga yang dapat membantu menyelesaikan masalah seperti itu, seperti Badan POM, Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perdagangan, dan kementerian teknis lainnya.