Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan konsultan properti, PT Colliers International Indonesia memprediksi tingkat keterisian atau okupansi perkantoran di kawasan pusat niaga (CBD) akan merosot hingga ke level 78% pada 2018.
Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan okupansi berpotensi anjlok seiring jumlah pasokan baru yang tidak seimbang dengan permintaan.
Colliers memproyeksi, hingga 2018 tambahan pasokan baru mencapai 540.000 m2 per tahun sedangkan permintaan hanya 280.000 m2 per tahun.
"Tingkat okupansi di CBD diproyeksi terus melemah hingga 2018. Pasar perkantoran telah mengantisipasi pasokan baru dalam jumlah besar. Perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa juga menjadi penyebab penurunan okupansi lebih dalam," jelasnya dalam laporan Jakarta Market Office kuartal III/2015 seperti dikutip Bisnis.com, Jumat (27/11/2015).
Data Colliers menunjukkan, tingkat okupansi perkantoran di kawasan CBD pada kuartal III/2015 tercatat 92,7%, lebih rendah dibandingkan dengan posisi kuartal III 2014 sebesar 95,4%.
Colliers mencatat, hingga 2018 diperkirakan akan tambahan pasokan ruang kantor baru sebanyak 2,16 juta meter persegi. Adapun, pasokan kumulatif hingga kuartal III 2015 mencapai 4,98 juta meter persegi atau tumbuh 4,3% (Y-o-Y).
Ferry menyebut, jumlah pasokan baru hingga 2018 tersebut lebih rendah 10% dari yang diumumkan pada akhir 2014. Beberapa proyek perkantoran yang semula ditargetkan rampung pada 2018, diperpanjang penyelesaiannya hingga 2019.