Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MAINAN ANAK: Bisnis Kerajinan Rumah Boneka Mulai Dilirik

Kerajinan doll house atau rumah boneka buatan lokal mulai mendapatkan tempat di sebagian kecil masyarakat.
Kerajinan doll house atau rumah boneka buatan lokal mulai mendapatkan tempat di sebagian kecil masyarakat./Bisnis-Feri Kristianto
Kerajinan doll house atau rumah boneka buatan lokal mulai mendapatkan tempat di sebagian kecil masyarakat./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR - Kerajinan doll house atau rumah boneka buatan lokal mulai mendapatkan tempat di sebagian kecil masyarakat.

Rosada Thalib, pemilik usaha Rosada Doll House and Kids Interior di Seminyak, Bali, menuturkan sejak beberapa tahun belakangan jumlah permintaan rumah boneka meningkat.

‎"Rerata sekitar 35 doll house per bulan itu ritel, kalau pesanan itu bisa 25 unit," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/11/2015).

Rumah boneka merupakan kerajinan berbahan dasar kayu yang dibuat mirip seperti rumah. Di dalam rumah-rumahan tersebut dapat diisi furnitur dan boneka sehingga terkesan seperti rumah asli.

Mainan yang sudah menjamur di Eropa ini bertujuan melatih imajinasi anak-anak dalam bermain boneka. Rosada menuturkan permintaan jenis permainan ini paling banyak dari pasar luar negeri, khususnya Australia.

Sementara itu untuk pasar dalam negeri, kebanyakan adalah warga Bandung dan Jakarta, serta ekspatriat di Bali.

"Di Eropa doll house sudah biasa. Nah, kalau di sini belum familiar, tetapi untuk di daerah Kuta dan Canggu banyak ekspatriat, mereka suka sekali‎," urainya.

Dia menuturkan untuk satu unit rumah boneka hasil produksinya dijual bervariasi, ‎mulai dari Rp1 juta-Rp7 juta per unit, sedangkan furniturenya seharga Rp30.000 per jenis-Rp450.000.

Bahan baku yang digunakan dari plywood, sedangkan cat menggunakan bahan tanpa racun, serta furniture menggunakan kayu limbah.‎

Adapun pembeli permainan ini, untuk sementara 75% merupakan orang asing, sisanya lokal. Dia mengklaim pelanggannya menyukai hasil karyanya, karena buatan tangan dan tidak banyak stiker.

Untuk menggenjot permintaan dari lokal, pihaknya berencana mengikuti pameran-pameran di dalam negeri. Menurutnya, potensi bisnis ini sangat menjanjikan, karena jumlah pemain masih sedikit dan ‎belum banyak yang mengenal jenis mainan ini.

Selain itu, permainan ini membutuhkan furniture yang biasanya harganya dibandrol dua kali lipat dari rumah boneka.‎ Adapun untuk tantangan yang dihadapi dalam bisnis ini adalah produk sejenis dari China yang harganya lebih murah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper