Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Kalau Tak Gabung TPP, Produk RI Bisa Kena Pajak 20%

Presiden Joko Widodo menegaskan minat bergabung dalam Trans Pasific Partnership didasarkan pada perhitungan yang cermat. Pasalnya, apabila tidak bergabung, produk Indonesia ke 12 negara anggota TPP akan dibebani pajak 20%.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) berbincang dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kedua kanan) di Gedung Putih, Washington, Senin (26/10)./Antara
Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) berbincang dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kedua kanan) di Gedung Putih, Washington, Senin (26/10)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan minat bergabung dalam Trans Pasific Partnership didasarkan pada perhitungan yang cermat. Pasalnya, apabila tidak bergabung, produk Indonesia ke 12 negara anggota TPP akan dibebani pajak 20%. 

Di hadapan para pelaku UMKM, Presiden Jokowi sempat menyinggung pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, Washington DC, pada akhir Oktober 2015.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan maksud untuk bergabung dengan skema kerjasama yang digagas oleh AS, yakni TPP.   

"Baru bermaksud, sebut namanya saja sudah ketakutan. Belum lagi kita benar benar berkompetisi," kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (24/11/2015). 

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan niat pemerintah bergabung dengan TPP. Pasalnya, niat tersebut didasarkan pada perhitungan yang cukup cermat.

Misalnya, kesiapan industri dan produk-produk unggulan yang dapat menembus pasar Trans Pasifik, serta produk dari 12 negara TPP yang berisiko menyerang produsen lokal. 

"Kalau kita tidak ikut TPP, barang kita boleh masuk tapi dikenakan barrier, kena pajak 20 persen," ujar Presiden. 

Jokowi menambahkan era kompetisi harus menjadi momentum bagi industri di Tanah Air untuk memperkuat produktivitas dan daya saing produk-produk nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper