Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Bertemu Para Ekonom

Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan para ekonom membicarakan permasalahan perekonomian di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Presiden Joko Widodo/Reuters-Yuri Gripas
Presiden Joko Widodo/Reuters-Yuri Gripas

Bisnis.com, JAKARTA ---  Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan para ekonom membicarakan permasalahan perekonomian di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (13/11/2015).

Para ekonom yang diundang Presiden itu adalah Raden Pardede, Vivi Alatas, Ari Kuncoro, Haryo Aswicahyono, Lukito Tuwo, Iwan Jaya Aziz, dan Elan Satriawan.

"Mengingat ekonomi sekarang yang sulit perlu ditekankan bgaaimana menangani masalah-masalah jangka pendek, yaitu bagaimana memperkuat daya beli masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah," kata Iwan Jaya Aziz saat konferensi pers usai bertemu Presiden.

Dalam menghadapi permasalahan perekonomian saat ini, dia memandang perlu ada pemisahan dengan hal-hal yang akan dicapai di dalam jangka yang agak panjang, menyangkut infrastrutkur, industrialisasi, dan sebagainya.

Sementara itu, Ari Kuncoro mengatakan bahwa saat ini perlu industrialisasi dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan ekspor.

"Karena kita mempunyai defisit neraca yang cukup besar dan di situ Pak Jokowi menyampaikan ide mengenai industrialisasi," kata Ari.

Atas ide tersebut, kata Ari, pihaknya memberikan pendapat bahwa adanya kebijakan-kebijakan yang bisa dilakukan secara sinergi karena bisa menghemat.

Ari mencontohkan masalah konektivitas, yakni membangun tol harus disinergikan dengan jalan kereta api agar menjadi lengkap.

Menurut dia, dalam membangun infrastruktur ini banyak melewati lahan-lahan produktif, baik itu pertanian, industri, kerajinan, maupun jasa, sehingga membangun kedua infrastruktur itu disinergikan.

Ari juga melihat sistem kota-kota di Indonesia masih pincang. Ada suatu kota yang sangat besar kemudian desa.

Ia menyampaikan kepada Presiden harus ada kota-kota menengah yang bisa menjadi jembatan antara kota besar dan desa tersebut.

"Dengan demikian, yang di desa bisa bekerja (di kota menengah), tidak harus menanam, tetapi bekerja di pertanian sebagai bisnis, bibit. Jadi, kami memberikan pekerjaan dan lingkungan bekerja, tidak di kota besar, tetapi di kota-kota kecil itu," kata Ari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper