Bisnis.com, JAKARTA – PT Bungasari Flour Mills Indonesia yang baru berdiri selama tiga tahun berhasil meraih pangsa pasar sebesar 4%, ditopang dengan ragam produk yang mencapai 50 varian.
Sales and Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya mengatakan bahwa sebagai pemain baru di industri tepung terigu nasional, pihaknya mengedepankan inovasi sebagai salah satu strategi.
“Selain itu kalau ada pelanggan yang meminta produk khusus, karena rancangan pabrik kami fleksibel, kami juga bisa layani meskipun pembeliannya tidak terlalu banyak. Itu jadi keunggulan juga,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (5/11/2015).
Dia menjelaskan bahwa perusahaan yang sahamnya dipegang oleh FKS Group, Malayan Flour Mills dan Toyota Tsusho Corporation ini pertama kali berdiri pada 2012. Pada Agustus 2014, produksi pabrik yang berlokasi di Cilegon mulai beroperasi dengan lima jenis varian.
Dia mengatakan bahwa Bungasari menargetkan menempati urutan ketiga sebagai produsen tepung terigu terbesar di Indonesia dalam lima tahun ke depan. “Tentunya secara perlahan, pabrik ini juga masih tahap pertama. Kalau ekonomi dan pasar membaik, tentu akan ekspansi lagi,” ungkapnya.
Pabrik Bungasari di Cilegon memang didesain untuk kapasitas produksi penggilingan 3.000 ton gandum per hari. Saat ini, kapasitas terpasang masih 1.500 ton per hari sehingga masih memungkinkan untuk melakukan ekspansi di lokasi yang sama dalam beberapa tahun mendatang.
“Kami memang masuk di saat kondisi ekonomi Indonesia kurang bagus. Jadi cukup berat sebetulnya. Tapi sejauh ini, market share-nya lumayan baik. Kalau untuk perluasan pabrik, tunggu situasi pasar karena dengan kondisi sekarang tidak bisa diprediksi,” katanya.
Budi berharap kondisi perekonomian tahun depan sudah lebih baik. Dengan target penjualan tahun ini yang berkisar 250.000 ton, dia memproyeksikan pertumbuhan bisnis Bungasari tahun bisa mencapai 15%-20% dengan mengoptimalkan kapasitas yang tersedia.