Bisnis.com, SEMARANG—Kelesuan ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri, membuat produsen tepung Sriboga Flour Mills menurunkan kapasitas produksi dan mempertahankan pertumbuhan yang dipatok sama dengan tahun lalu.
Direktur Utama PT Sriboga Ratu Raya, induk perusahaan Sriboga Flour Mills, Alwin Arifin mengatakan kapasiras produksi saat ini turun dari 2.000 ton gandum/hari menjadi 1.500 ton gandum/hari. “Purchasing power menurun. Untuk pasar dalam negeri turun 20%,” katanya di sela-sela pembukaan gerai Marugame Udon & Tempura di Semarang, Sabtu (24/10/2015).
Di sisi lain, pangsa ekspor Sriboga pun cenderung melemah. Saat ini, hanya beberapa negara saja yang masih mencatatkan permintaan pasokan tepung pada Sriboga, seperti Filipina dan Malaysia sedangkan ekspor ke Korea Selatan kini terhenti, begitu pula ke Jepang. Volume ekspor saat ini tercatat sekira 5% terhadap total produksi perseroan.
Lebih lanjut Alwin mengatakan, saat ini penyerap produk terbesar bagi Sriboga adalah unit usaha kecil dan menengah (UKM). Porsinya mencapai 30% terhadap total permintaan. Alwin menuturkan, penyaluran tepung pada UKM itu dibantu oleh 22 koperasi dengan cakupan sekitar 8.000 UKM di Pulau Jawa.
“UKM itu bagus. Mereka yang paling loyal,” ucap Alwin. Untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini, terakhir Sriboga menurunkan harga jualnya. Sementara itu, dari segi varian produk, Naga Hijau adalah varian yang paling banyak diminati oleh konsumen.
Saat ini, produksi tepung Sriboga terpusat di Semarang. Alwin mengatakan pihaknya belum berencana untuk menambah pabrik atau berekspansi di lini usaha tepung, terlebih dengan kelesuan perekonomian yang menggerus permintaan belakangan ini.