Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Sebut Paket Kebijakan Ekonomi V Berpengaruh Terhadap Kurs Rupiah

Pemerintah menyakini Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V yang baru saja dikeluarkan dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyakini Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V yang baru saja dikeluarkan dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Mempengaruhilah. Karena kalau investor punya pemikiran positif, pasti akan mempengaruhi nilai tukar," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro seusai Rapat FKSSK di Ditjen, Kamis (22/10/2015) malam.

Dia menuturkan fluktuasi yang terjadi kurs rupiah saat ini dinilai masih wajar. Pasalnya, tidak ada mata uang negara mana pun yang bergerak stagnan.

"Biasa memang itu jalannya. Pasti fluktuatif. Tidak ada mata uang yang searah. Tapi yang paling penting memang trennya," kata Bambang.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan volatilitas nilai tukar rupiah saat ini masih berasa dalam kisaran target bank sentral yang berada di bawah 12%.

"Kalau pun di September volatilitas tinggi, di Oktober sudah kembali menjadi seperti yang kami perkirakan. Itu ada rumusan sendiri secara year to date volatilitas kita. Perkiraan kami ada di bawah12%," ucapnya.

Nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi rupiah di level 12% ini masih dalam batas wajar. Pasalnya, mata uang negara lainnya mengalami tekanan depresiasi yang lebih besar mencapai 16% hingga 18%.

"Volatilitas 12%. Oh enggak bahaya. Kami memang tidak ingin ada volatilitas yang tinggi untuk memberi kepercayaan pada masyarakat, kalau BI mandatnya menjaga stabilitas kurs. Kalau dilihat beberapa negara berkembang tertekan volatilitasnya bisa 16%-18%," tuturnya.

Agus menambahkan dari sisi nilai tukar rupiah, sepanjang kuartal III/2015 tekanan kurs rupiah meningkat.

Nilai tukar rupiah melemah 5,35% (q-t-q) ke Rp13.783 per dolar AS pada kuartal III/2015 dari Rp13.131 per dolar AS di kuartal II/2015.

Tekanan nilai tukar rupiah mereda pada awal Oktober 2015 seiring dengan penguatan signifikan kurs rupiah.

"Rupiah menguat 6,8% poin to poin dengan ditutup di level Rp13.717 per dolar AS pada 21 Oktober kemarin. Sementara itu, secara year to date (y-t-d) kurs rupiah melemah 9,7%," kata Agus.

Seperti diketahui, hari ini, Jumat (23/10) kurs rupiah terapresiasi 0,94% atau 128 poin ke Rp13.512 per dolar AS setelah bursa saham dibuka. Kurs rupiah mengalami penguatan pada pukul 13.00 ke level Rp13.420 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper