Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakini pada era perintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Indonesia akan kembali menjadi macan Asia. Indonesia pernah dijuluki sebagai negara Macan Asia karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Dulu kita pernah jadi Macan Asia. Ini tidak mudah membangkitkan kembali Macan Asia ini," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Menurutnya, kondisi perekonomian global masih dipenuhi ketidakpastian yang berdampak pada perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia.
Hal itu tercermin dari proyeksi International Monetary Fund (IMF) terhadap perekonomian dunia yang menjadi 3,1% pada Oktober 2015, dari sebelumnya berada di level 3,3%.
"Kinerja negara maju terpengaruh, AS yang awalnya diharapkan jadi pendorong ekonomi dunia masih berupaya bangkit, Eropa juga bahkan Jepang pun masih lemah, terlebih Tiongkok mendevaluasi mata uang, ketidakpastian ini jadi fenomena yang akan mempengaruhi ekonomi berkembang, termasuk Indonesia," tutur Bambang.
Kendati demikian, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan positif di tengah volatilitas ekonomi global
Pihaknya optimistis perekonomian Indonesia akan kembali bangkit. Terlebih lagi, keputusan lembaga rating internasional S&P yang menaikkan peringkat investasi Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil.
"Saya masih optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi. Makro ekonomi kita masih baik. Inflasi tidak terlalu besar. FDI [Foreign Direct Investment] masih menunjukkan tren baik, neraca dagang surplus," ucapnya.
Bambang menambahkan tingkat rasio utang Indonesia masih dalam posisi aman. Indonesia berhasil menjaga rasio utang utang luar negeri di bawah 25% selama lima tahun dan mempertahankan defisit APBN di bawah 3%.
"Saya senang kami sudah siapkan kebijakan strategis untuk tangani kondisi saat ini yang butuh strategi fiskal jangka pendek," katanya.
Untuk kembali menjadi macan Asia, tambahnya, saat ini pemerintah melakukan sejumlah cara yakni dengan reformasi birokrasi dan debirokratisasi untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Reformasi anggaran pun dilakukan agar dapat menggenjot belanja.
"Kami berusaha untuk menaikkan belanja kita dengan menaikkan belanja produktif. Kami sudah reformasi subsidi yang digunakan untuk infrastruktur. Kami naikkan transfer ke daerah. Kami juga reformasi perpajakan," kata Bambang.
Salah satu reformasi yang tengah sedang didorong pemerintah yakni peralihan ekonomi dari yang mengandalkan sektor komoditas barang mentah menjadi berbasis produksi.
Pemerintah pun juga mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk membangun iklim dunia usaha yang kondusif sehingga mampu mendorong perekonomian Indonesia.
"Kami luncurkan beberapa paket kebijakan untuk tangani ketidakpastian global. Kami juga menjaga daya beli dengan memberi insentif ke dunia usaha. Kami harap bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang," ujarnya.
Dia menambahkan reformasi ekonomi pernah terbukti berhasil dilakukan pemerintah Indonesia pada 1980-an.
Saat itu, Indonesia berhasil mendorong industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki sehingga berdampak pada perekonomian Indonesia.
Keberhasilan itulah yang membuat Indonesia disebut sebagai macan Asia karena pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
"Reformasi berhasil sejak awal 1980 dan memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi. Saat itu Indonesia disebut sebagai macan Asia. Kami yakin Indonesia bisa kembali menjadi macan Asia," ucap Bambang.