Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK KILANG BARU: Ini Alasan Saudi Aramco Pilih Tuban

Saudi Aramco memilih Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang baru, agar dapat diintegrasikan dengan industri petrokimia di Jawa bagian Timur.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Aramco memilih Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang baru, agar dapat diintegrasikan dengan industri petrokimia di Jawa bagian Timur.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan selama ini Saudi Aramco dan PT Pertamina (Persero) selalu membicarakan Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang baru. Hal itu dilakukan untuk mengembangkan industri petrokimia yang selama ini masih mengandalkan impor.

“Selama ini produk petrokimia kan impornya besar sekali.mkalau kami bangun di Tuban, dan suplai minyak mentahnya, kemudian mereka [Saudi Aramco] bermitra dengan Pertamina, itu akan menjadi solusi bagi kebutuhan migas dan petrokimia di dalam negeri,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (20/10/2015).

Sudirman menuturkan kilang baru tersebut rencananya akan memiliki kapasitas 300.000 barel per hari. Selain itu, Pertamina dan Saudi Aramco akan menggarap pengembangan Kilang Dumai, Cilacap, dan Balongan melalui refinery development masterplan.

Menurutnya, inisiasi pembangunan kilang tersebut dapat dimulai pada tahun depan, karena Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi serius dalam kerja sama pengembangan sektor migas di dalam negeri.

“Sudah ada kesatuan pandangan di antara pemerintah dengan korporasi. Pemerintah sudah jelas melalui sikap Presiden. Kami tinggal mengeksekusi saja, dan kebetulan memiliki mitra yang dapat ditawarkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sudirman juga memastikan pembahasan pembangunan kilang kali ini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, karena pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam mengundang investor.

“Di masa lalu banyak cerita pihak pemerintah yang datang ke sana, tetapi tidak ada tindak lanjut. Pernah utusan pemerintah datang ke suatu negara, tetapi negara tersebut merasa kurang nyaman, karena menganggap Indonesia tidak serius,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper