Bisnis.com, JAKARTA - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menilai kapasitas runway Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 72 pergerakan pesawat masih normal.
Senior Manager Air Traffic Flow Management AirNav Indonesia Endaryono melihat pergerakan pesawat sebanyak 72 pergerakan per jam masih normal sehingga belum harus diturunkan kapasitasnya. Bahkan, dia optimis pergerakan pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, masih mungkin untuk ditingkatkan.
Endaryono mencontohkan Bandara Heathrow, Inggris, yang memiliki taxiway serupa dengan Bandara Soetta mampu mengawal 80-90 pergerakan per jam.
“Artinya, ketika di bandara tertentu sama berarti ada sesuatu yang bisa kita tingkatkan. Jadi kalau di Cengkareng untuk runway capacity saat ini 72 nanti kita tingkatkan menjadi 86 masih mungkin, tetapi dengan dasar pertimbangan tertentu,” jelasnya.
Hal itu, lanjutnya, disebabkan oleh standar prosedur operasional yang tidak menyimpang dari ketentuan standar ICAO.
Caranya, menurut Endaryono, konfigurasi taxiway di runway harus sesuai terlebih dahulu. Kemudian, runway occupancy time (ROT) pesawat ketika mau take off dan landing haru diukur sesuai standar internasional.
Selama ini, dia menegaskan peningkatan di kapasitas runway Bandara Soetta dari 64 pergerakan menjadi 72 pergerakan per jam diterapkan oleh AirNav selama tidak melanggar ketentuan.
Selain itu, dia yakin pembangunan east cross taxiway oleh Angkasa Pura (AP) II bisa menjadi salah satu upaya dalam menambah kapasitas pergerakan pesawat di bandara internasional tersebut.\
Sebelumnya Kementerian Perhubungan justru mewacanakan kemungkinan penurunan pergerakan peawat di Bandara Soekarno-Hatta.