Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Pembakaran Hutan, Peringkat Emisi Karbon Indonesia Naik

Praktik pembakaran hutan sepanjang 2015 berpotensi membuat peringkat Indonesia sebagai penyumbang emisi karbon meningkat.
Pembakaran lahan sawit./
Pembakaran lahan sawit./

Bisnis.com, JAKARTA – Praktik pembakaran hutan sepanjang 2015 berpotensi membuat peringkat Indonesia sebagai penyumbang emisi karbon meningkat.

Ketua Dewan Pengarah Pengendalian Perubahan Iklim Tingkat Nasional Sarwono Kusumaatmadja mengatakan Indonesia pernah menjadi kontributor emisi karbon ketiga terbesar di dunia pada 1997. Ketika itu, negeri ini dilanda kebakaran hutan parah karena adanya fenemona El Nino.

“Sebelum kebakaran tahun ini kita sudah berada di peringkat sembilan. Gara-gara kebakaran, sudah naik lagi,” katanya di Jakarta, hari ini, Selasa (13/10/2015).

Berdasarkan data lembaga swadaya masyarakat KEMITRAAN, pada 1997 sebanyak 11,7 juta hektare (ha) hutan mengalami kebakaran. Sementara tahun ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis area kebakaran hingga pekan lalu mencapai 1,7 juta ha.

Sarwono mengatakan kebakaran hutan di Indonesia umumnya berlangsung di area gambut. Sebanyak 63% emisi karbon pun dihasilkan dari lambut, lebih tinggi dari kontributor pemakaian bahan bakar fosil (20%).

Menyadari kondisi ini, Sarwono mengatakan pemerintah sudah membuat moratorium pembukaan hutan primer dan konversi lahan gambut selama periode 2010-2016. Fokus pengurangan emisi ini akan dimasukkan dalam dokumen Kontribusi Nasional yang Diniatkan (Intended Nationally Determined Contribution/INDC) Indonesia.

Dalam INDC, Indonesia berjanji akan memangkas 29% emisi karbon, atau setara dengan sekitar 1,2 miliar metriks ton, pada 2030. Pada 2020 pemerintah juga telah berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26%.

Sarwono mengatakan dokumen INDC telah disambut baik oleh Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, orang nomor satu di Indonesia itu akan menyampaikan INCD dalam konferensi nasional perubahan iklim (The Conference of Parties/COP) UNFCCC pada 30 November-11 Desember 2015. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper