Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI III: Ongkos Produksi Petrokimia Turun 10%

Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia menilai paket ekonomi III yang menurunkan harga gas per 1 Januari 2016 dan diskon listrik 30% akan meningkatkan daya saing industri petrokimia serta meningkatkan utilitas pabrik hingga 85%.
Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia menilai paket kebijakan ekonomi III yang menurunkan harga gas per 1 Januari 2016 dan diskon listrik 30% meningkatkan daya saing industri petrokimia serta utilitas pabrik hingga 85%./JIBI
Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia menilai paket kebijakan ekonomi III yang menurunkan harga gas per 1 Januari 2016 dan diskon listrik 30% meningkatkan daya saing industri petrokimia serta utilitas pabrik hingga 85%./JIBI

Bisnis.com, Jakarta — Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia menilai paket kebijakan ekonomi III yang menurunkan harga gas per 1 Januari 2016 dan diskon listrik 30% meningkatkan daya saing industri petrokimia serta utilitas pabrik hingga 85%.

Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), mengatakan setiap penurunan US$1 per MMbtu, ongkos produksi turun 3% -- 5%. Selain itu, dengan karakter produksi 24 jam penuh, diskon listrik 30% pada pukul 23.00 -– 08.00 dapat menurunkan beban produksi 5%.

Kepastian penurunan harga gas ini, pelaku industri petrokimia dapat segera menyusun rencana kontrak dengan nilai yang sangat bersaing pada tahun depan.

“Ini bagus. Untuk kontrak Januari dan seterusnya akan kami kasih harga bagus. Hari ini [kemarin] dolar juga di bawah Rp14.000, kami optimistis dengan dukungan kebijakan di seluruh sektor dapat mendukung ekonomi nasional,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/10/2015).

Penurunan harga gas serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, lanjutnya, dapat meredam lonjakan harga bahan baku akibat potensi gejolak harga minyak dunia di atas US$45 – US$50 barel per hari.

Sejumlah kebijakan yang bagus ini, lanjutnya, harus dijaga dengan politik APBN 2016 yang kondusif. Yakni, penyerapan anggaran harus dilakukan sejak Januari. Dengan demikian, seluruh kontrak harus diselesaikan pada Desember 2015.

Dampaknya, di saat produksi sektor industri digenjot akibat penurunan harga gas, daya beli masyarakat juga terangkat seiring dengan realisasi belanja pemerintah yang tepat waktu. Sehingga, penerimaan pajak negara akan meningkat.

Fajar mengatakan nilai tukar rupiah juga akan semakin menguat seiring dengan akan segera berproduksinya kilang Trans Pacific Petroleum Indonesia (TPPI) di Tuban. Pasalnya, kilang tersebut dapat mengurangi impor bahan bakar minyak hingga 61.000 barel per hari.

“Kami harap pekan depan TPPI di Tuban sudah dapat memproduksi BBM. Dengan demikian, impor BBM akan berkurang dan nilai tukar rupiah semakin menguat. Oleh karena itu paket kebijakan pemerintah harus segera diiringi dengan petunjuk teknis dan dijalankan dengan efektif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper