Bisnis.com, JAKARTA - - Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyatakan akan mendukung dan mempromosikan inisiatif pelaku industri sawit untuk membentuk Green Economic Zone.
Inisiatif Green Economic Zone tersebut merupakan gerakan untuk mempromosikan nilai tambah dari produksi sawit dan turunnya. Gerakan ini diharapkan dapat mendorong upaya peningkatan nilai tambah industri sawit dalam negeri.
"Pemerintah Indonesia dan Malaysia juga akan mendukung inisiatif untuk membangun green economic zone untuk beri nilai tambah dan produk turunan palm oil, "kata Menko Kemaritiman Rizal Ramli di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Indonesia dan Malaysia pun menginisiasi pembentuk Dewan Negara Produsen Kelapa Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries /CPOPC) untuk memajukan industri sawit kedua negara.
Rizal mengatakan kedua negara telah menyepakati kelapa sawit sebagai komoditas strategis karena 50% produksinya berasal dari petani rakyat. Di sisi lain, jika dijumlahkan, produksi kelapa sawit Indonesia dan Malaysia merupakan 85% dari total produksi dunia.
Menurut Rizal, upaya peningkatan industri sawit harus dilakukan karena Indonesia tidak ingin sejarah yang terjadi pada gula dan kopi terulang kembali.
"Dulu kita adalah rasanya gula, rajanya kopi. Tapi karena kita tidak merumuskan strategi jangka panjang yang memprioritaskan keunggulan-keunggalan itu, lama-lama kita tidak hebat lagi," ujar Rizal.
Dengan Di bentuknya CPOPC, Rizal pun berharap harga sawit di tingkat dunia akan segera membaik karena nantinya pemerintah kedua negara juga akan merumuskan manajemen stok minyak kelapa sawit.