Bisnis.com, JAKARTA - Centre for Information and Development Studies (Cides) berpendapat pemerintah dapat membuka opsi untuk melakukan importasi pangan guna mengantisipasi dampak dari bencana el-nino yang terjadi di Asia Tenggara dan Australia Utara selama 2015.
Direktur Cides Rudi Wahyono mengatakan pilihan tersebut perlu dipertimbangkan mengingat meningkatnya kemiskinan akibat harga komoditi pangan yang naik, karena El-nino.
“Namun tetap memerlukan upaya pemberian edukasi kepada publik tentang perlunya membuka kran impor,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/10/2015).
Dia meyakini importasi pangan akan mendapatkan tantangan dari para ekonom makro karena akan membuat rupiah semakin melemah terhadap dolar.
Namun, dalam kondisi saat ini, pemerintah seharusnya bertindak realistis dan bijak sehingga rakyat tidak semakin menderita karena harga pangan yang tidak terjangkau.
Pemerintah, sambungnya, harus meminimalisasi menurunnya konsumsi pangan dan meningkatnya angka kurang gizi (AKG), khususnya pada ibu hamil dan balita.
“Menurunnya pendapatan keluarga secara langsung juga akan menurunkan konsumsi pangan yang akhirnya mendorong peningkatan kasus anemia khususnya pada ibu hamil dan balita," jelas Rudi.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa pekan pada September, harga beras medium dan premium mengalami peningkatan harga sekitar 1,7%-3,2% per pekan nya, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga Februari 2016.
Data BPS yang dirilis pada Bulan September 2015 pun menunjukkan pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin mencapai 28,59 juta orang, bertambah 0,86 juta orang dibandingkan kondisi September 2014.
Persentase penduduk miskin perkotaan pun naik menjadi 8,29% atau 0,29 juta orang sehingga menjadi 10,56 juta orang pada Maret 2015.
Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,76% atau 0,57 juta orang sehingga menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015.
Dampak Elnino ke Pangan, Ini Komentar CIDES
Centre for Information and Development Studies (CIDES) berpendapat pemerintah dapat membuka opsi untuk melakukan importasi pangan guna mengantisipasi dampak dari bencana el-nino yang terjadi di Asia Tenggara dan Australia Utara selama 2015
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 menit yang lalu
Petani Milenial Tembus 6,18 Juta, Paling Banyak di Jawa Timur
16 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
18 jam yang lalu