Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meyakini sistem tarif impor garam akan membuat investasi di sektor pengolahan garam seperti pemurnian dan iodisasi semakin deras.
“Kalau harga di dalam negeri lebih tinggi kan mereka akan bangun pabrik di sini,” ujarnya di Jakarta, hari ini, Rabu (30/9/2015).
Susi mengatakan langkah itu sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk menggenjot pabrik manufaktur dan produksi di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pekan lalu Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan pemerintah akan mengganti sistem perizinan impor garam dari berbasis kuota menjadi tarif. Dalam rencana awal, tiap kilogram garam akan dikenakan bea masuk Rp150–Rp200.
Susi mengatakan sistem kuota selama ini telah memunculkan oligopoli atau praktik kartel. Dia menuding kelompok pemegang lisensi itu mengimpor berlebih di kala panen garam petani. Sebaliknya, ketika produksi lokal berkurang mereka menaikkan harga.
“Yang penting sistem tarif ini tidak memunculkan oligopoli,” kata pemilik maskapai Susi Air ini.
Selaras dengan perubahan skema importasi, dia mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan meningkatkan kualitas garam rakyat melalui hibah teknologi geomembran.
Susi berharap dengan teknologi itu garam produksi petani semakin berkualitas sehingga harga jualnya pun melonjak. “Pada akhirnya mereka akan semakin sejahtera.”