Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Pameran ini Diharapkan Picu Inovasi Produk Furnitur

Dua pameran furnitur nasional, Indonesia International Furnitur Expo (IFEX) 2016 serta Interior and Decoration Expo (InterDex) 2016 diharapkan dapat mendorong tumbuhnya inovasi produk Indonesia.
Pameran furnitur/JIBI-Nurul Hidayat
Pameran furnitur/JIBI-Nurul Hidayat

Bisinis.com, JAKARTA - Dua pameran furnitur, Indonesia International Furnitur Expo (IFEX) 2016 serta Interior and Decoration Expo (InterDex) 2016 diharapkan dapat mendorong tumbuhnya inovasi produk Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementrian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan akan terus berupaya mendorong ekspor mebel nasional dengan mendukung kedua pameran tersebut yang akan disenggarakan secara paralel.

IFEX 2016 akan diselenggarakan pada 11-14 Maret 2016 di Jakarta International Expo. Sedangkan InterDex 2016 yang lebih menyasar pembeli lokal akan diselenggarakan pada 12-20 Maret 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD Tangerang.

IFEX 2016 mengangkat tema The Essence of Infinite Innovation. Tema ini mengandung makna inovasi pada industri furnitur dan kerajinan tidak pernah berhenti, dilakukan secara terus-menerus, baik dari segi desain, inovasi, pencarian-pencarian bahan baku, dan lainnya.

“Inovasi dan kreativitas dapat mendorong terciptanya produk-produk unggulan yang memiliki nilai tambah optimal dan dapat menjadi market leader di pasar global. Kita harus membangun citra positif di tingkat internasional bahwa Indonesia adalah salah satu negara penghasil produk mebel dan kerajinan terbaik di dunia,” jelas Nus pada Selasa (29/9/2015).

Inovasi tiada henti, lanjut Nus, merupakan keharusan bagi industri furnitur agar maju dan berkembang sehingga mampu bersaing dengan produk serupa dari negara lain.

Permintaan dunia atas produk furnitur sangat tinggi dengan nilai USD 163,2 miliar. Tren pertumbuhannya sangat positif yaitu sebesar 7,76% dalam lima tahun terakhir. Dari total ekspor furnitur dunia ini, Indonesia baru mampu menyuplai 1,09% (2014) sehingga menempatkan Indonesia di posisi ke-19 dunia. Sementara Vietnam sudah menyuplai 3,68%, dan Malaysia 1,50%.

“Ini tantangan industri furnitur kita. Tidak ada cara lain kita harus meningkatkan daya saing produk dengan memanfaatkan era keterbukaan dan kebutuhan dunia atas produk berkelanjutan,” lanjut Nus.

Bantalan Ekonomi Nasional

Nus menegaskan bahwa industri mebel dan kerajinan nasional merupakan bantalan ekonomi yang kuat saat krisis ekonomi seperti saat ini. "Industri ini telah menjadi jalan keluar dalam penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Industri ini tetap eksis dan menghasilkan devisa di saat industri lain terkena imbas krisis karena didukung local content yang cukup besar. Ditambah semakin kondusifnya iklim investasi, diharapkan pertumbuhan ekspor produk mebel dan kerajinan nasional dapat terus meningkat dalam lima tahun ke depan.

“Ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, dan revitalisasi teknologi dalam industri furnitur dan komponen furnitur di Indonesia harus mampu meningkatkan kinerja sektor mebel dan kerajinan,” kata Nus optimistis.

Pada IFEX 2015 yang digelar di area seluas 50.000 m2, tercatat 470 perusahaan turut berpartisipasi dan mandatangkan hingga 7.000 pengunjung. Transaksi yang berhasil diperoleh saat itu ialah sebesar US$270 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper