Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha angkutan barang tak yakin pembangunan kereta api dan kanal Cikarang Bekasi Laut dapat mengatasi kemacetan di jalan raya menuju dan dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Gemilang Tarigan, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengatakan kapasitas kanal yang dibangun PT Pelabuhan Indonesia II/IPC masih memiliki kapasitas yang kecil untuk mengangkut kontainer setiap harinya.
Pengangkutan petikemas dengan kapal tongkang berkapasitas 72-144 TEUs sekali jalan, paparnya, jumlah itu masih sedikit dibandingkan jumlah aktivitas bongkar muat di Priok setiap tahunnya.
"Buat kita kecil itu karena kalau 6 juta TEUs dalam satu tahun, itu ada 18.500 kontainer per hari yang harus diangkut [menuju Priok]. Kapasitasnya small, jadi macet tetap, pasti," katanya, Minggu (27/9/2015).
Untuk kereta api pelabunan, berdasarkan praktik di Eropa, dia memprediksi volume barang yang bisa diangkut oleh gerbong kereta hanya berkisar 10%-13% dari total jumlah kontainer di pelabuhan.
Sementara itu, dia meyakini fungsi truk masih tetap diandalkan untuk mengangkut kontainer dari dan menuju kanal CBL dan stasiun barang.
Dia justru menilai pemanfaatan kanal dan KA pelabuhan akan maksimal apabila melewati daerah industri sehingga sarana multimoda logistik dapat terealisasi.
Menurutnya, pengusaha logistik akan tetap memperhitungkan biaya transportasi termurah.
"Seperti KA dari Bandung ke Jakarta, sekarang kalau mau dari satu kawasan industri Bandung ke Gedebage ongkosnya sudah berapa. Ditotal itu lebih murah naik truk, pengusaha berpikiranya lebih murah dan lebih cepat. Tapi jangan kita yang disalahkan jadi macet, kalau enggak ada kami, enggak jalan," jelasnya.