Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri pesawat terbang dan industri komponen menargetkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk pesawat terbang nasional mencapai 60% pada 2019.
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisjahbana mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, diperlukan penguatan industri komponen agar bisa menggeser porsi komponen impor.
“Saat ini TKDN-nya masih menuju 40%. Sementara perlahan komponen luar akan diganti 20% hingga 2019,” ujarnya di sela acara deklarasi dan pengukuhan pengurus Inacom, Jumat (18/9/2015).
Dia menjelaskan bahwa komponen menyerap 80% ongkos produksi dari industri pesawat terbang. Adapun selama ini industri komponen lokal terdiri atas empat bagian yaitu produsen interior, peralatan, karet khusus kebutuhan pesawat terbang, elektronik dan metal.
“Ini yang sudah cukup maju di Indonesia. Untuk metal malah sudah berkualifikasi untuk pesawat boeing dan airbus di tingkat internasional,” jelasnya.
Dia mengatakan hal yang paling diperlukan saat ini ialah bimbingan teknis, khususnya dari pemerintah, untuk meningkatkan kualifikasi produsen nasional.
“Tujuan kita bukan untuk meminta proteksi [pada pemerintah], tapi untuk membangun kapasitas industri sehingga berkualifikasi tinggi, level internasional. Biarpun harga murah kualitas tidak masuk, tidak akan dipakai,” ujarnya.
Meskipun tidak mengetahui secara rinci berapa omzet dan kapasitas produsen komponen pesawat terbang pada saat ini, Andi mengatakan bahwa target peningkatan kandungan lokal tersebut membuat produsen berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi.
“Beberapa yang sebelumnya masih memproduksi komponen otomotif juga sudah berminat mengembangkan komponen pesawat terbang. Semua tahu, kalau ini production rate komponen akan mengikuti production rate dari pesawat,” imbuhnya.