Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susi Adu Kualitas Garam Madura dengan Garam Australia dan India

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan mengadj sampel garam lokal dengan garam impor
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti/Antara
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan “mengadu” sampel garam lokal dengan garam impor dalam sebuah pengujian kualitas yang dilakukan secara bersamaan.

Susi mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggunakan sampel garam asal Pamekasan, Madura, yang selama ini menjadi sentra produksi garam nasional. KKP juga meminta pelaku industri memberikan sampel garam yang selama ini digunakan untuk diperiksa.

“Dua-duanya kita cek dan analisa di laboratorium independen bahan pangan,” katanya di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Susi meyakini garam lokal tersebut dapat memenuhi standar kebutuhan industri level menengah. Selama ini, kalangan industri farmasi, kosmetik, dan pangan lebih percaya produk impor dari Australia dan India.

Dia berharap, hasil pengujian dapat melunakkan sikap Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan yang masih mengakomodasi importasi garam.

Bila sesuai ekspektasi KKP, Susi memprediksi target impor garam sebesar 2 juta ton per tahun bisa dikurangi menjadi 1,2-1,6 juta ton. “Sisanya bisa dipenuhi dengan garam dari dalam negeri. Petani kita mampu,” ujarnya.

KKP menggunakan tiga sampel garam produksi petambak asal Pamekasan, Madura. Tiga sampel itu adalah garam geoisolator/geomembran dengan masa panen 14 dan 13 hari serta garam tambak tradisional.

Sebagai langkah berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas garam, KKP akan mengajak badan usaha milik negara PT Garam untuk membagikan geomembran dan menampung garam produksi petambak. 

Perusahaan pelat merah itu akan menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk membangun pabrik pengolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper