Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri Desak Jokowi Bantu Investasi Pakai Tax Holiday

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. meminta dorongan Presiden Joko Widodo agar insentif tax holiday untuk proyek pembangunan pabrik karet sintetis senilai lebih dari US$400 juta di Cilegon.
Pekerja PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) menuangkan biji plastik (polypropylene) ramah lingkungan untuk bahan membuat kantong plastik yang mudah lapuk kembali menjadi tanah dalam tempo 4 bulan, di Cilegon, Banten, Selasa (12/11). Perusahaan petrokimia tersebut memproduksi biji plastik ramah lingkungan dengan kode Asrene SF5008E untuk dipasarkan ke semua kota Besar di Indonesia untuk mengurangi dampak buruk limbah plastik konvensional yang tidak bisa lapuk dalam ratusan tahun./antara
Pekerja PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) menuangkan biji plastik (polypropylene) ramah lingkungan untuk bahan membuat kantong plastik yang mudah lapuk kembali menjadi tanah dalam tempo 4 bulan, di Cilegon, Banten, Selasa (12/11). Perusahaan petrokimia tersebut memproduksi biji plastik ramah lingkungan dengan kode Asrene SF5008E untuk dipasarkan ke semua kota Besar di Indonesia untuk mengurangi dampak buruk limbah plastik konvensional yang tidak bisa lapuk dalam ratusan tahun./antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. meminta bantuan Presiden Joko Widodo agar insentif tax holiday untuk proyek pembangunan pabrik karet sintetis senilai lebih dari US$400 juta di Cilegon segera terealisasikan. 

Suryandi, Director Human Resources & Corporate Administration PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., mengatakan perusahaan menyampaikan perkembangan investasi kepada Presiden Jokowi. Salah satunya, proyek pembangunan karet sintetis yang digarap bersama perusahaan ban asal Prancis, Compagnie Financiere Michelin (Michelin). 

Proyek senilai US$435 juta ini akan digarap di bawah perusahaan patungan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI). Komposisi modal perusahaan patungan tersebut mencakup Michelin 55% dan PT Petrokimia Butadiene Indonesia 45%. 

"Kami sampaikan keprihatinan kita mengenai tax holiday, sebab ini kan ada partner asing dari Prancis, mereka selalu menanyakan bagaimana. Jadi kami sampaikan hal tersebut supaya Bapak Presiden‎ bisa bantu dorong, bisa segera dilaksanakan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (4/9/2015). 

Insentif berupa keringanan pajak ini diharapkan segera diberikan pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Pasalnya, Chandra Asri menargetkan paling lambat awal tahun depan pabrik sudah mulai dibangun. 

Suryandi mengatakan pabrik synthetic rubber ini akan berdiri di lahan yang berada satu komplek dengan pabrik Chandra Asri di Anyer, Cilegon. Masa konstruksi diestimasi berlangsung selama dua tahun. 

PT Synthetic Rubber Indonesia akan memproduksi polybutadiene rubber dengan neodymium catalyst dan solution styrene butadiene rubber berkapasitas 120.000 ton. Bahan baku industri ban ramah lingkungan itu ditargetkan mulai diproduksi pada 2018. 

"Ini sudah mau jalan dari pihak parnet kita. Tapi kita dorong tax holiday dulu," imbuhnya. 

Suryandi menambahkan Presiden Jokowi menanggapi positif atas permintaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan berjanji akan mendorong persetujuan tax holiday

Dalam pertemuan tersebut, pihak PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. diwakili oleh Presiden Direktur Erwin Ciputra, Wakil Presdir Paramate Nisagornsen, dan Vice President Corporate Relation Suhatmiyarso.

Sementara itu, Presiden didampingi oleh Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Franky Sibarani. 

Franky mengatakan izin prinsip investasi Chandra Asri dan Michelin telah dikeluarkan BKPM. Sambil menunggu kajian tax holiday oleh Kementerian Keuangan, investor masuk tahap pematangan lahan. 

"Tax holiday kan PMK-nya baru, jadi perlu waktu. Tax allowance juga sudah diproses, saya kira mungkin tinggal menunggu hasilnya saja," kata Franky. 

Selain insentif fiskal berupa diskon pajak, lanjutnya, Chandra Asri juga melontarkan permintaan insentif biaya produksi berupa penurunan harga gas industri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper