Bisnis.com, PADANG - Pengelola Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatra Barat, mengklaim dampak kabut asap belum mengganggu aktivitas penerbangan di bandara tersebut. Namun, jarak pandang kian menurun dalam beberapa hari terakhir.
Manager Operasional PT Angkasa Pura II Cabang BIM Alzog Pendra Budhi mengatakan jarak pandang di bandara tersebut berkisar 1.500 meter hingga 1.800 meter.
“Visibility minimal kami di BIM 900 meter, masih memenuhi persyaratan untuk terbang. Kalau sudah di bawah itu take off dan landing sudah tidak bisa,” ujarnya, Kamis (3/9/2015).
Menurutnya, manajemen akan membatalkan semua penerbangan baik yang datang maupun terbang dari Bandara Minangkabau, jika jarak pandang kian turun hingga di bawah 900 meter.
Dia menyebutkan dampak kabut asap yang menyebabkan pembatalan sejumlah penerbangan di Jambi, Batam dan Pekanbaru belum terjadi di Padang. Begitu pula dengan pengalihan penerbangan ke daerah itu.
Namun dia memperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang di bandara tersebut karena penumpang dari daerah terdekat seperti Jambi dan Pekanbaru akan mengalihkan terbang atau turun di bandara Minangkabau.
Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang untuk hari ini jarak pandang masih menembuh 1.500 meter. Angka itu terus mengalami penurunan sejak seminggu terakhir.
Budi Iman Samiaji, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Padang menyebutkan dampak kabut asap akibat kebakaran hutan di sebagian Sumatra masih berpotensi menyelimuti langit Sumbar.
Apalagi, potensi hujan di daerah itu juga tidak signifikan mengurangi gangguan kabut asap. Diperkirakan jarak pandang di Bandara Minangkabau akan kian pendek, sehingga mengganggu arus penerbangan.
Adapun, Data Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Kototabang mencatatkan kualitas udara masih dalam kategori sehat, namun terus mengalami penurunan. Dari data itu diketahui, tingkan konsentrasi aerosol atau partikel debu (PM10) mencapai 257 mikrogram per meter kubik.