Bisnis.com, JAKARTA –Sejak 22 Agustus hingga 25 Agustus 2015, Malaysia menjadi tuan rumah pertemuan para menteri ekonomi Asean.
Pertemuan yang berlangsung di Kuala Lumpur itu dimaksudkan sebagai ajang finalisasi rencana pembentukan secara formal Masyarakat Ekonomi Asean atau Asean Economic Community (AEC) pada akhir tahun ini.
Direktur Kerja Sama Asean Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Donna Gultom mengatakan, target Indonesia dalam AEM meeting ini lebih kepada pencapaian integrasi Asean yang melindungi kepentingan nasional Indonesia dan selalu memperhitungkan kesiapan dalam negeri.
“Dinamika yang terjadi harus diikuti dengan kesiapan dan negosiasi yang komprehensif,” kata Donna, Senin (24/8/2015).
Pemerintah, lanjutnya, akan selalu meneliti dan memikirkan setiap langkah terkait integrasi ekonomi dengan selalu menekankan pada peningkatan daya saing dan investasi dengan mengindahkan langkah demi langkah untuk tetap melindungi kepentingan nasional.
Donna mengatakan, pada pertemuan Menteri kali ini, Indonesia menekankan implementasi keempat pilar AEC Blueprint secara proporsional, khususnya pilar Pembangunan Ekonomi yang Merata (equitable economic development) yang didukung dengan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) dan program yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi.
Indonesia, ujar Donna, perlu memperhatikan hal ini karena apabila tidak ditangani dengan benar akan mengurangi efektivitas pilar lainnya dan mengancam keberlangsungan AEC 2015.
Para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat bahwa kerja sama pasca 2015 akan difokuskan pada upaya memperdalam integrasi ekonomi di kawasan dan meningkatkan pemberdayaan pelaku UMKM.
Para pelaku usaha di kelas tersebut diharapkan dapat semakin berperan aktif dan berkontribusi nyata dalam integrasi ekonomi Asean.