Bisnis.com, JAKARTA – Sulitnya implementasi komitmen inisiatif (measures) oleh sebagian besar negara menjadi tantangan utama pendeklarasian Masyarakat Ekonomi Asean di akhir 2015.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, implementasi kesepakatan cetak biru MEA hingga akhir Juli 2015 telah mencapai 91,5% atau sebanyak 463 dari total 506 komotmen inisiatif. Dari total 506 komitmen, terdapat 54 komitmen yang dianggap sebagai high priority measures (HPM).
Posisi Indonesia sedikit lebih baik dari rata-rata negara anggota lainnya, dengan tingkat implementasi sebesar 92,7% atau sebanyak 469 dari total 506 inisiatif. Indonesia masih harus menyelesaikan 37 inisiatif yang tersisa.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, kendala yang dihadapi Indonesia dalam pemenuhan komitmennya adalah karena terbentur peraturan domestik, di bidang jasa misalnya Perpres Nomor 39 tahun 2014 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI). Untuk pemenuhan komitmen tersebut, penyesuaian regulasi terkait menurutnya tidak dapat dihindari.
“Indonesia tetap optimis dapat mewujudkan integrasi MEA dan menjadikan ASEAN sebagai kekuatan baru di tengah perubahan global,” kata Thomas dalam Asean Economic Ministry (AEM) Meeting, Sabtu (22/8/2015).
Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN mencapai US$2,57 triliun, naik hampir dua kali lipat dari PDB ASEAN pada 2007. Pertumbuhan PDB riil ASEAN diproyeksikan mencapai 4,6% pada 2015 dan akan meningkat sampai dengan 5,1% pada tahun 2016.
Pasar utama ekspor ASEAN relatif tidak mengalami perubahan dan konsisten pada pasar tradisional dengan komposisi pangsa ekspor intra-ASEAN (25,5%), China (11,6%), Uni Eropa (10,2%), Amerika Serikat (9,5%), dan Jepang (9,3%). Sementara itu, total perdagangan intra-ASEAN meningkat lebih dari 50% dibandingkan tahun 2007 yang mencapai sebesar USD 2,53 triliun di tahun 2014.
Di bidang investasi, total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke ASEAN pada tahun 2014 tercatat sebesar USD 136,2 miliar dengan sumber utama investasi berasal dari EU (21,5%), Intra ASEAN (17,9%), Jepang (9,8%), Amerika Serikat (9,6%), dan China (6,5%).