Bisnis.com, BALIKPAPAN - Arus ekspor dari Balikpapan pada periode Januari-Juli 2015 didominasi oleh barang nonmigas. Adapun dari sektor migas, tidak tercatat ada aktivitas penjualan ke luar negeri sepanjang periode tersebut.
Data dari Dinas Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan menyebutkan hingga Juli 2015 ekspor dari kota ini menca[ai US$965 juta. Seluruhnya merupakan barang nonmigas seperti batu bara, crude palm oil (CPO), dan plywood.
Kepala Seksi Disperindagkop Kota Balikpapan Hedy Sudianto mengatakan pihaknya hanya mencatat aktivitas ekspor yang menggunakan surat keterangan asal (certificate of origin/COO). Ini merupakan dokumen yang menjelaskan asal barang yang diekspor sehingga bisa mendapatkan kemudahan dalam bentuk bea masuk yang lebih rendah atau bahkan dibebaskan sama sekali.
“Di data kami memang tidak ada ekspor migas yang terjadi sampai bulan Juli. Tetapi bisa saja ada kalau ternyata eksportir tidak menggunakan COO,” katanya kepada Bisnis.com, Kamis (20/8/2015).
Hedy menjelaskan importir dari beberapa negara seperti kawasan Asia Tenggara, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa biasanya mensyaratkan adanya COC. Dokumen ini harus diurus maksimal satu tahun setelah pengiriman ekspor dilakukan.
Menurut Hedy, ketiadaan data ekspor migas di kota minyak Balikpapan ini bukan berarti tidak ada barang yang dikirim.
Dia mencontohkan PT Pertamina (persero) sebenarnya sudah melakukan ekspor kondensat ke Korea Selatan pada Maret 2015. Namun, perusahaan pelat merah tersebut belum mengurus izin COO sehingga belum terdata di Disperindagkop.
Selain migas, komoditas utama yang diekspor dari Balikpapan adalah CPO, batu bara, dan plywood. Khusus di bulan Juli nilai ekspornya mencapai US$113 juta.
China menjadi negara tujuan ekspor utama yang mencapai US$42,25 juta. Posisi kedua ditempati oleh India yang mencapai US$31,95 juta. Selain kedua negara tersebut, ekspor juga dilakukan ke beberapa negara Eropa seperti Belgia, Swis, dan Italia dalam jumlah kecil.