Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah menyiapkan blue sprint e-commerce yang diharapkan tuntas pada Agustus ini. Sebagai gambar, saat ini pasarnya sudah mencapai US$12 miliar pada 2014. Pasar itu tercipta sebesar itu masih tanpa sentuhan dari pemerintah.
Oleh karena itu, Menkominfo Rudiantara sangat optimistis pasar perdagangan berbasis online bisa mencapai US$130 miliar pada 2020 setelah regulasi yang mendukung bisnis baru itu tertata dengan baik. Sikap optimisme yang luar biasa dari pemerintah, dan akan menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang.
Salah satu pemain besar e-commerce, Mataharimall.com juga melihat peluang besar di depan itu. Berkaitan dengan itu, Bisnis mewawancarai Emirsyah Satar, Chairman Mataharimall.com berkaitan dengan peluang bisnis tersebut. Berikut petikannya:
Bagaimana pandangan Anda berkaitan dengan peluang bisnis e-commerce di Indonesia?
Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, terus daya beli meningkat, income juga meningkat, bisnis e-commerce akan tumbuh luar biasa. Optimisme itu juga didasari kemajuan teknologi yang kini ibaratnya everything is digital (semua berbasis digital). Jadi inilah yang kami lihat, kami sebagai pelaku usaha ya sudah harus siap-siap menangkap peluang itu.
Menurut Anda, perkembangan e-commerce di Indonesia seperti apa?
Perkembangan e-commerce juga sangat tergantung dari penetrasi Internet. Seberapa besar masyarakat kini sudah melek Internet, paling tidak kini sudah 33% dari total penduduk. Indikator itu juga bisa terlihat pengguna facebook yang kini menduduki peringkat ketiga di dunia, dan mayoritas adalah anak muda. Bila di-breakdown lagi, dari sisi jumlah penduduk, Indonesia peringkat empat dunia, dan 50% adalah penduduk muda atau di bawah 30 tahun. Dari gambaran itu, opportunity pasar digital luar biasa.
Gambaran Anda, pasar ecommerce Indonesia di tingkat Asean bagaimana?
Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura. Namun, sama dengan Malaysia. Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Filipina, Thailand dan Vietnam. Yang jelas, Indonesia memiliki potensi pasar luar biasa karena memiliki jumlah penduduk yang besar. Persoalannya, dari total bisnis ritel, sumbangan bisnis berbasis online baru menyumbang 1%. Harus diakui, Indonesia terus menggenjot pembangunan infrastruktur berbasis broadband. Bila penggelaran itu semua tuntas, ini menjadi its good business Artinya bisnis e-commerce kini baru menyumbang 1% dari total bisnis ritel. Bila bisa dinaikkan 2%-3% itu sudah luar biasa. Sebagai gambaran, sumbangan bisnis sejenis di Amerika Serikat sudah memberikan kontribusi sebesar 7%. Potensi luar biasa inilah yang kami tangkap.
Menurut Anda, apakah infrastruktur Internet menjadi kendala?
Harapan kami bukan hanya infrastruktur, tapi regulasinya. Begitu juga soal kesiapan logistiknya juga. Di Indonesia, pasar e-commerce bisa dikatakan kini mungkin paling rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Namun, bila infrastruktur broadband sudah tergelar tuntas tentu bisnis ini akan melesat Dari sisi regulasi. Kami juga sudah banyak berdiskusi dengan regulator—Kemkominfo, Kemendag, Kemenkeu, BKPM dan lainnya. Begitu juga soal keamanan transaksi, serta payment gateway. Ini juga harus dituntaskan sehingga peluang bisnis ini bisa segera tinggal landas.
Target ke depan dari Mataharimall.com?
Kami ingin mendapatkan market share sekitar 20%-25% dari total bisnis e-commerce tersebut.
Emirsyah Satar Bilang E-Commerce, It's Good Business
Pemerintah tengah menyiapkan blue sprint e-commerce yang diharapkan tuntas pada Agustus ini. Sebagai gambar, saat ini pasarnya sudah mencapai US$12 miliar pada 2014. Pasar itu tercipta sebesar itu masih tanpa sentuhan dari pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Sholahuddin Al Ayyubi
Editor : Lahyanto Nadie
Topik
Konten Premium