Bisnis.com, JAKARTA—Kontrak pembangunan proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) Bandar Lampung melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta ditargetkan dapat diteken Maret tahun depan.
Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM) Tamin M. Zakaria mengatakan persetujuan penyaluran dukungan pendanaan atau viability gap fund sebesar Rp345 miliar untuk proyek tersebut telah disetujui Kementerian Keuangan akhir Juni lalu.
Proses prakualifikasi untuk proyek tersebut sejatinya telah dibuka sejak 2012 lalu dan dinyatakan ada empat konsorsium yang lolos. Selama ini, proses lelang belum dapat dilanjutkan karena menunggu kepastian penyaluran VGF dari pemerintah, mengingat rendahnya tingkat kelayakan finansial proyek tersebut.
Tamin mengatakan dengan adanya kepastian VGF dari pemerintah, kelanjutan proyek ini menjadi lebih pasti. Saat ini pemerintah tengah menyiapkan dokumen final request for proposal (RfP)yang ditargetkan dapat selesai awal September mendatang.
“Kalau RfP itu terbit, para penawar diberi waktu kurang lebih tiga bulan untuk siapkan penawaran mereka. Nanti akan dievaluasi oleh panitia pengadaan. Jadi ya kurang lebih nanti Maret [2016] sudah ketahuan pemenangnya,” katanya saat dihubungi, Kamis (13/8).
Tamin mengatakan proyek SPAM Bandar Lampung ini adalah contoh proyek KPS yang paling siap dan jelas. Dengan demikian, dirinya yakin konstruksi proyek tersebut dapat diselesaikan dalam satu tahun, atau paling lambat 1,5 tahun.
“Financial close-nya tidak akan lama karena proyek ini sangat bankable, ada dukungan VGF dari pemerintah, ada jaminan dari PT PII, tanahnya juga sudah siap sehingga bisa sangat cepat konstruksinya,” katanya.
Tamin mengatakan proses persiapan bagi proyek SPAM Bandar Lampung ini tergolong sangat lama, namun hasilnya adalah kesiapan yang matang. Proyek ini menjadi proyek KPS pertama di Indonesia yang mendapatkan VGF dari pemerintah.
Adapun keempat konsorsium yang telah lolos proses prakualifikasi antara lain adalah Water Konsorsium (Hyundai Engineering and Construction, Itochu Corporation dan PT Potum Mundi Infranusantara); Abeima dan PT Wijaya Karya Persero Tbk.; Acuatico dan Mitsubishi Corporation; serta Manila Water dan Great Giant Pineaple Co.
Kebutuhan investasi untuk proyek SPAM Bandar Lampung ditaksir sekitar Rp800 miliar. Pemerintah memberi dukungan finansial melalui VGF maksimal sebesar 45% untuk konstruksi proyek, atau Rp345 miliar guna menaikkan tingkat kelayakan finansial (FIRR) hingga 15%. VGF ini dilelang, dengan ketentuan tidak boleh mendominasi dari total investasi.
“Salah satu kriteria untuk pemenang investor adalah mereka yang mampu menawarkan tingkat VGF paling rendah,” katanya.
SPAM Bandar Lampung ditaksir akan memiliki kapasitas penyediaan air bersih mencapai 500 liter per detik. SPAM ini akan melayani sekitar 44.000 sambungan rumah, dengan sumber air baku berasal dari Sungai Way Sekampung.