Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan keseimbangan eksternal Indonesia kuartal II/2015 membaik.
Hal itu tercermin dari defisit transaksi berjalan yang menurun.
Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistyowati mengatakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal II/2015 tercatat senilai US$4,5 miliar atau 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan defisit pada triwulan yang sama tahun sebelumnya senilai US$9,6 miliar atau 4,3% dari PDB," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BI, Jumat (14/8/2015).
Peningkatan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas, akibat impor nonmigas yang turun tajam sebesar -15,8% (y-o-y) seiring dengan melambatnya permintaan domestik.
Meskipun ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar -5,3% (y-o-y) di tengah penurunan harga komoditas, kinerja ekspor nonmigas secara riil mengalami perbaikan, yang ditunjukkan dengan peningkatan volume ekspor sebesar 7,7% (y-o-y).
Hendy menuturkan di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas juga tercatat lebih rendah, didukung oleh menyusutnya impor minyak akibat penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
"Hal ini merupakan dampak positif dari reformasi subsidi yang telah ditempuh Pemerintah pada saat harga minyak juga mengalami koreksi tajam," ucapnya.
Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa, didorong oleh menurunnya impor jasa pengangkutan (freight) yang mengikuti turunnya impor barang, serta menyusutnya defisit neraca pendapatan primer.
Penurunan defisit neraca pendapatan primer ini terutama didorong oleh menurunnya pembayaran dividen dan bagian laba investor asing.
"Hal itu seiring dengan berkurangnya kepemilikan asing atas saham domestik dan melambatnya kinerja korporasi," kata Hendy.