Bisnis.com, JAKARTA – Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tengah mengembangkan bibit-bibit kayu putih generasi kedua guna mengurangi importasi.
“Saat ini kita mengimpor 20% dari total konsumsi kayu putih kita. Tapi yang diimpor itu pun sudah tidak murni kayu putih karena ada suplemen tambahannya,” kata Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK Henri Bastaman di Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurut dia, bibit-bibit hasil riset Kementerian LHK akan sanggup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun, hal itu harus dibarengi dengan ketanggapan pemerintah daerah untuk menyerap bibit-bibit itu kepada petani.
Henri mengatakan setengah atau 50% dari kebutuhan kayu putih dalam negeri dipasok dari Indonesia Timur khususnya Pulau Buru, Maluku. Selain itu, budi daya kayu putih juga terus meningkat di Jawa.
“Kami targetkan secepatnya bibit-bibit itu bisa terserap agar kita tidak lagi impor. Padahal sejak kita kecil kita sudah pakai kayu putih dan kita pikir itu semua berasal dari kita,” ujarnya.