Bisnis.com, SOLO - Di tengah melemahnya ekspor, pemerintah menjadikan pasar dalam negeri sebagai penopang perdagangan. Salah satu upayanya adalah dengan mendorong produk lokal usaha mikro, kecil, dan menengah.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan saat ini produk UMKM lebih bervariasi dan menarik serta lebih siap bersaing. Namun, hal itu harus dibarengi dengan edukasi konsumen domestik tentang produk lokal.
"Kita punya pasar domestik, kita bisa memaksimalkan pasar lokal. Contohnya sekarang banyak cokelat yang menarik. Itu sangat menarik dan tidak kalah," katanya di sela-sela pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional di Benteng Vatenburg, Jumat (7/8/2015).
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia sepanjang semester I/2015 terkontraksi 11,86% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$78,29 miliar. Namun, pada saat yang sama impor juga melemah 17,81%.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengatakan perilaku konsumen dalam negeri sangat menentukan daya saing produk dalam negeri.
"Contohnya di Korea, konsumennya lebih memilih produk dalam negeri sehingga produk mereka sangat berkembang," katanya.
Untuk itu, pameran pangan dan produk dalam negeri adalah salah satu strategi memperkenalkan dan mempromosikan produk yang sebagian besar diproduksi oleh UMKM lokal.
Srie mengatakan Pameran Pangan Nusa (PPN) sudah memasuki tahun ke-10 sedangkan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPDNR) sudah kali keempat digelar. Kali ini, gelaran itu diikuti oleh 136 UMKM.
Secara lebih terperinci, di PPN peserta pameran mengisi 65 stan yang terdiri atas 28 stan untuk 12 provinsi dan 37 stan untuk UMKM dari Jawa Tengah. Sementara untuk PPDNR, peserta disediakan 69 stan yang terdiri atas 31 stan untuk 12 provinsi dan 38 stan untuk Jateng.