Bisnis.com, HONG KONG - Pemerintah Kawasan Administrasi Khusus Hong Kong menargetkan kerja sama perdagangan bebas Hong Kong-Asean (Hong Kong-Asean FTA) dapat dilaksanakan pada tahun depan.
Juru Bicara Kementerian Perdagangan dan Industri Hong Kong Owin Fung mengatakan negoisasi kerja sama itu telah dibicarakan sejak Juli 2014.
"Dua minggu lalu kami sudah melakukan negoisasi di Singapura. Negosiasi kerja sama ini sudah dimulai sejak tahun lalu dan ditarget selesai pada tahun depan. Negosiasi berjalan baik," ujarnya dalam acara persiapan pameran In Style Hong Kong yang akan digelar di Indonesia pada 14-20 September 2015, Kamis (6/8/2015).
Dia menjelaskan beberapa alasan Hong Kong sangat tertarik untuk menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Asean, katanya, menjadi pasar terbesar bagi Hong Kong dalam hubungan perdagangan selama ini. Pada sisi lain, Asean memiliki potensi perekonomian yang sangat besar termasuk Indonesia.
Dengan jumlah penduduk di Asean yang mencapai lebih dari 600 juta jiwa serta pertumbuhan masyarakat kelas menengah menjadi potensi bagi kerja sama tersebut. "Indonesia sendiri sekitar 40% [dari total penduduk di Asean]. Masyarakat kelas menengah di Indonesia sangat besar dan menjadi potensi besar bagi Hong Kong."
Menurutnya, Hong Kong menjadi hub dalam perdagangan, keuangan dan logistik, sehingga kerja sama tersebut akan membuat arus barang, pelayanan dan jasa serta investasi di kawasan Asean menjadi lebih efisien terutama untuk menghadapi persaingan global.
"Kerja sama ini tidak hanya akan menguntungkan bagi Hong Kong, tetapi bagi seluruh negara di Asean termasuk Indonesia."
Hong Kong menjadi negara terbesar kedua dalam investasi asing (FDI) pada 2014. Selain itu, katanya, pelaku usaha di Hong Kong telah siap untuk melakukan ekspansi ke wilayah Asean. Dengan berbagai keunggulan di Asean seperti ketersediaan lahan dan tenaga kerja murah, katanya, akan menarik investor dari Hong Kong untuk berinvestasi di kawasan tersebut.
Selama ini, sudah ada kerja sama China-Asean FTA. Beberapa pihak menilai kerja sama China-Asean FTA lebih banyak menguntungkan China. Apalagi, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dalam hubungan perdagangan dengan China.
Namun, Fung menjamin bahwa China dan Hong Kong memiliki pasar berbeda. "Hong Kong itu unik, kita konsisten dalam pelayanan jasa, logistik dan hub transportasi."
Menurutnya, saat ini China masih fokus pada sektor manufaktur dengan memproduksi barang untuk diekspor ke berbagai negara. Sementara itu, Hong Kong tidak memiliki manufaktur, hanya mengandalkan sektor jasa. "Hong Kong tidak punya manufaktur. Hong Kong dan China itu komplementer."
Perwakilan lain dari Kementerian Industri dan Perdagangan Hong Kong Wega Wong mengatakan total nilai perdagangan Hong Kong dan Asean pada tahun lalu US$106 miliar. Dalam lima tahun terakhir tumbuh 6%.
Untuk sektor jasa, total nilai mencapai US$15 miliar tumbuh 7% setiap tahun dalam lima tahun terakhir. “Kami yakin kerja sama ini menjadi momentum yang baik. Dan kerja sama ini surplus untuk Asean.”