Bisnis.com, MATARAM - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memetakan sejumlah strategi untuk mengantisipasi bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Husnul Fauzi mengatakan keenam strategi tersebut dinilai cukup efektif menekan gagal panen akibat kekeringan alias puso.
Sepanjang 1 Januari-18 Juli 2015, area lahan gagal panen di NTB tercatat seluas 353 hektare. Sebagai perbandingan, total lahan puso pada 2014 mencapai 3.427 hektare.
“Ini memang baru tujuh bulan, tetapi jika dibandingkan dengan posisi puso pada tahun lalu maka ini masih sedikit sekali,” ujarnya, Kamis (30/7/2015).
Adapun, enam strategi yang dilakukan oleh Dinas yakni: pertama, menyampaikan prakiraan iklim kepada setiap kabupaten/kota di NTB sebagai dasar perencanaan pola tanam.
Kedua, petani yang memiliki lahan di wilayah yang masih memiliki pasokan air diminta untuk mempercepat masa tanam. Khusus bagi wilayah yang hanya memiliki sedikit cadangan air, petani diharapkan menanam palawija, bukan padi.
Ketiga, melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum yakni pengairan dalam hal mengatur pembagian dan pergiliran air irigasi.
Keempat, memberikan bantuan mesin pompa air dan mengoptimalkan pemanfaatannya pada daerah yang masih memiliki sumber irigasi.
Kelima, melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier.
Keenam, secara bertahap dan berkelanjutan melakukan pengembangan irigasi pertanian. Di antara langkah konkret yang akan dilakukan segera adalah revitalisasi 3.000 embung dan penambahan area tangkapan air yang potensial dijadikan embung baru.