Bisnis.com, MEDAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra Utara mencatat hingga Juni 2015 pertumbuhan nilai ekspor biji pinang dan paha kodok menjadi yang tertinggi dari seluruh komoditas ekspor pertanian.
Kepala Seksi Hasil Ekspor Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia menuturkan, pada semester I/2015, nilai ekspor biji pinang meroket 227,32% atau mencapai US$21,23 juta dari semester I/2014 US$6,48 juta.
"Untuk nilai ekspor paha kodok juga tumbuh tinggi 108,28% atau mencapai US$1,83 juta dari US$878.862 pada periode yang sama tahun lalu. Ekspor kedua komoditas ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan kinerja ekspor komoditas pertanian Sumut lainnya yang kebanyakan menurun," ucap Fitra, Rabu (29/7/2015).
Adapun, dari sisi volume, ekspor paha kodok juga melonjak mencapai 993 ton dari 145,9 ton sementara biji pinang 21.235 ton dari 6.113 ton.
Lebih lanjut, Fitra mengatakan, pasar ekspor paha kodok Sumut telah meluas ke Prancis dari hanya Belgia pada tahun lalu. Adapun, sentra pengembangbiakan kodok di Sumut yakni Langkat, Serdang Bedagai, dan Batubara.
"Yang diekspor hanya daging pahanya dalam kondisi beku. Sebenarnya sejak tahun lalu ekspor ke Prancis sudah ada, ke Hongkong juga, tapi pada tahun ini, porsi ekspor ke Prancis membesar. Tapi, Belgia masih jadi pembeli utama untuk dikonsumsi di restoran oriental," tambah Fitra.
Sementara itu, pasar ekspor biji pinang masih ke beberapa negara yang sama yakni Thailand, Myanmar, India dan Bangladesh. Thailand menggunakan biji pinang asal Sumut untuk bahan baku industri obat-obatan dan kosmetik, sementara itu India dan Bangladesh mengonsumsi langsung. Adapun, sentra produksi di Sumut yakni Asahan, Simalungun, Batubara, dan Serdang Bedagai.