Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan arus barang dinilai tidak akan mengalami perubahan signifikan pada saat dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 pada 2016.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi menjamin bahwa tidak akan ada luapan arus barang dan jasa dari negara-negara di kawasan ASEAN begitu MEA 2015 benar-benar dibuka.
“Apakah nanti semua barang dari ASEAN akan membanjiri kita, jawabannya tidak,” kata Bachrul.
Alasannya, sejak Januari 2010 sebanyak 98,87% pos tarif ASEAN Free Trade Area (AFTA) sudah berlaku 0%. Dengan adanya proses yang sudah berlangsung sejak lima tahun lalu tersebut, tidak akan ada perubahan yang terlalu berarti pada Januari 2016 nanti.
Di sisi lain, penerapan pos tarif 0% tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan. Produsen yang ingin memanfaatkan tarif masuk tersebut harus memenuhi ketentuan rule of origin (ROO) yang dikeluarkan oleh masing-masing negara, yang menyebutkan bahwa keseluruhan dari produk tersebut dibuat di negara terkait. Penggunaan skema ROO tersebut berlaku seperti pada produk karet atau CPO Indonesia.
Skema pemanfaatan tarif 0% lainnya, yaitu produk harus memenuhi regional value content (RVC) dari kawasan ASEAN sebesar 40%, sedangkan sisanya berasal dari negara terkait. Dengan adanya ketentuan tersebut, barang impor dari luar kawasan ASEAN tidak mendapatkan tarif tersebut.