Bisnis.com, JAKARTA— Pharma Materials Management Club (PMMC) mengeluhkan fluktuasi nilai tukar rupiah serta ketidakpastian ekonomi nasional yang berdampak pada meningkatnya harga beli bahan baku farmasi yang masih diimpor 95%.
Kendrariadi Suhanda, Ketua Umum Pharma Materials Management Club (PMMC), mengatakan hingga semester I/2015 tidak semua perusahaan mengalami pertumbuhan kinerja yang sama. Akan tetapi, menurutnya, beban yang menimpa industri farmasi sama saat ini, yaitu fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
“Bahan baku mayoritas impor, jelas kami beli bahan baku dengan dolar. Dengan begitu memang pertumbuhan akan terasa secara volume, tapi belum tentu dengan nilainya,” katanya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Dia menambahkan dengan situasi saat ini, sulit memperkirakan pertumbuhan kinerja farmasi 2015, yang pada awal tahun diproyeksi dapat bertumbuh mencapai 13%. Menurutnya, pertumbuhan industri hanya berkisar pada 7% - 9% atau tidak jauh dari tahun lalu.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk. Vinjongtius mengatakan tidak tepat meningkatkan harga saat ini, meski situasi sedang sulit bagi dunia usaha.
“Kalaupun ada pasti kecil, dan tentu saja bukan pilihan utama saat ini,” katanya.