Bisnis.com, SURABAYA—PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) menargetkan penghematan biaya pengeboran sebesar 25% sebelum menggarap 5 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi di Pulau Garam pada 2016.
General Manager PHE WMO Boyke Pardede menjelaskan penghemetan itu ditujukan untuk pengadaan rig dan servis pengeboran. Dia mengaku saat ini proses tender untuk pengadaan fasilitas tersebut sedang berjalan.
“Tender pengadaan 3 anjungan sedang berlangsung, sementara proses pengadaan rig untuk pengeboran 5 sumur pengembangan dan 1 sumur eksporasi sudah tahap prakualifikasi. Semoga biayanya lebih murah sehingga pelaksanaannya lancar,” katanya, Kamis (9/7/2015).
Dia mengungkapkan untuk menyewa rig normalnya menelan ongkos US$130.000/hari. Total biaya rig dan servis menembus US$300.000/hari. Diharapkan dengan penurunan harga minyak dunia sebesar 50%, harga sewa rig dan servis pengeboran turun 25%.
Menurut Boyke, pembangunan 3 platform dan 5 pengeboran 6 sumur di Madura tersebut sebenarnya merupakan proyek tahun ini. Namun, pengerjaannya terpaksa ditunda pada tahun depan.
“Sebab, kami memprediksi harga minyak dunia pada 2016 akan naik bertahap. Jadi, nilai ekonomi sumur-sumur baru itu akan makin tinggi sejak awal produksi 2017 hingga 5 tahun berikutnya. Apalagi, jika biaya pengeborannya bisa ditekan hingga 25%,” tegasnya.
Dia mengaku koreksi harga minyak dunia dewasa ini telah menyebabkan berbagai penyesuaian terhadap aktivitas anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu. Awal 2015, PHE WMO masih ada aktivitas pengeboran sumur pengembangan dan well works.
Namun demikian, lanjutnya, akibat harga minyak yang tak kunjung membaik, pengeboran sumur lainnya terpaksa ditunda hingga 2016. Bagaimanapun, produksi migas PHE WMO pada semester I/2015 masih mampu tumbuh positif.
Lifting minyak bumi di Blok Madura sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 14.835 barel minyak per hari (BOPD), sedangkan produksi gas alamnya menembus 107,07 standar juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Berdasarkan target yang dipatok Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), PHE WMO harus bisa memproduksi minyak dan gas masing-masing 14.373 BOPD dan 110,83 MMSCFD tahun ini.
“Melihat capaian produksi pada semester pertama, kami optimistis target SKK Migas akan dapat tercapai,” tutur Boyke. Tahun lalu, produksi minyak dan gas PHE WMO mencapai masing-masing 20.292 BOPD dan 116,5 MMSCFD.
Pada 2014, perusahaan tersebut juga menambah produksi migas setelah melakukan 147 aktivitas well works dengan sumbangan tambahan produksi sejumlah 1.254 BOPD dan 9,53 MMSCFD.
“Selain itu, kami juga sudah mengakuisisi seismik broadband 3D di areal KE-5 seluas 892 km persegi. Akuisisi ini adalah salah satu upaya kami untuk mencari dan menambah sumber cadangan migas baru di Madura.”