Bisnis.com, DENPASAR - Musim kemarau pada pertengahan tahun ini menyebabkan lahan pertanian seluas 30 hektare di Kabupaten Buleleng dan Tabanan mengalami kekeringan skala ringan dan sedang.
Selain itu, 485 ha lahan pertanian di Tabanan dan Jembrana juga terancam mengalami kekeringan. Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Ida Bagus Wisnuardhana penyebab kekeringan murni dikarenakan cuaca.
"Ini tidak bisa dihindari, memang sudah begini. Bukan disebabkan irigasi," ujarnya, Rabu (8/7/2015).
Dia menegaskan meskipun mengalami kekeringan, tetapi tanaman di lahan yang kekeringan masih dapat dipanen. Namun, dengan syarat harus diberikan pengairan agar tanaman mendapatkan air.
Menurutnya, luasan lahan yang mengalami kekeringan berpotensi bertambah. Penyebabnya, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kekeringan terjadi pada Agustus-September.
Kendati demikian, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali menyatakan menyebarkan sebanyak 64 unit pompa air kepada subak untuk membantu lahan mendapatkan air. Pompa diberikan kepada lahan yang terdapat mata air di sekitarnya dengan harapan dapat menyedot dan mengalirkan air.
Pemantauan terhadap BMKG terus dilakukan agar Dinas Pertanian dan Tanaman guna mendapatkan update informasi. Seluruh data yang diperoleh akan disebarkan kepada pemerintah kabupaten dan kota supaya dapat mengantisipasi kekeringan dengan menanam