Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi, Gubernur BI: Lembaga Itu Kadang Konservatif

Kendati Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 dari 5,2% menjadi 4,7%, Bank Indonesia tetap optimistis mengusung proyeksi 5%-5,4%.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Kendati Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 dari 5,2% menjadi 4,7%, Bank Indonesia tetap optimistis mengusung proyeksi 5%-5,4%.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menuturkan berdasarkan kajian bank sentral, laju perekonomian pada kuartal II/2015 masih belum menggembirakan. Bahkan, capaian pertumbuhan ekonomi diproyeksi hampir sama dengan kuartal I/2015, yakni 4,7%.

"Harga komoditi masih terkoreksi turun dan realisasi anggaran kita belum terlalu menggembirakan, khususnya belanja infrastruktur, belanja modal di pusat maupun daerah," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (8/7/2015).

Namun, BI memproyeksi situasi ekonomi lebih optimistis pada semester II/2015. Optimisme tersebut didorong oleh belanja pemerintah dan bergulirnya investasi sektor infrastruktur.

"Terutama juga karena peran spending pemerintah, investasi infrastruktur progress-nya sudah lebih baik, sehingga kita masih melihat pertumbuhan ekonomi itu harusnya masih ada di kisaran 5%," tuturnya.

Dengan kondisi tersebut, Agus menuturkan Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 berada pada kisaran 5%-5,4%. Namun, apabila realisasi semester II/2015 tidak seperti yang diharapkan, laju ekonomi nasional berada pada batas bawah kisaran 5%-5,4%.

"Kalau kami masih posisi 5%-5,4%, tetapi kalau kita sekarang katakan di kisaran 5%, kita mesti siap untuk mengupayakan up swing ke atas," ungkapnya.

Agus memahami apabila ada lembaga multilateral yang mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi. Pada pekan ini, Asian Development Bank mengoreksi growth Indonesia 2015 menjadi 5,2% dan Bank Dunia 4,7%.

"Kalau ada multilateral agency memproyeksikan kita lebih rendah tentu dapat kita pahami karena memang beberapa lembaga itu kadang juga konservatif. Tetapi kita memang waspadai perkembangan ekonomi dunia terakhir ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper