Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir menilai gejala El Nino yang diprediksi terjadi selama Juni-November merupakan satu-satunya musuh pemerintah dalam mencapai target produksi gabah kering giling 75,55 juta ton.
Berdasarkan informasi yang diterima KTNA, ujarnya, saat ini BMKG Indonesia dan otoritas cuaca Australia memprediksi El Nino akan berada pada tingkat moderat, sedangkan otoritas cuaca Jepang dan Amerika Serikat memprediksi El Nino yang tiba di Indonesia akan berada di level kuat.
“Kita akui produksi GKG Januari-April lalu memang tinggi, karena itu panen rendeng dan luas tanam memang bertambah. Namun pada paruh kedua tahun ini diprediksi ada El Nino, kalau benar-benar tidak hujan atau intensitas hujan kering, Aram [angka ramalan] II nanti bisa-bisa pemerintah dan BPS menurunkan proyeksi produksi GKG,” jelas Winarno.
Saat ini, tuturnya, pemerintah daerah sudah melihat potensi kekeringan yang cukup luas jika El Nino benar berada pada level kuat. “Penentunya nanti ya El Nino ini,” katanya.
Merespons kekhawatiran tersebut, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan pemerintah telah melakukan segala upaya untuk mengantisipasi kemerosotan produksi karena kekeringan, termasuk dengan sejak awal menyurati dinas pertanian daerah dan menggelontorkan bantuan hingga 20.000 pompa air.
“Pada Aram I itu memang risiko El Nino tidak diperhitungkan. Namun, jauh-jauh hari kita sudah mengantisipasi ini dengan pembentukan Tim Antisipasi Kekeringan. Kita juga sudah menggelar beberapa kali pertemuan dengan pemda yang wilayahnya berpotensi mengalami kekeringan akut,” kata Hasil.