Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi penyerapan anggaran pembangunan daerah se-Indonesia baru mencapai 25,92% sampai semester I/2015, atau lebih rendah dari penyerapan periode yang sama tahun lalu sebesar 31,3%.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menargetkan penyerapan anggaran daerah pada paruh kedua 2016 bisa mencapai di atas 50%.
"Kami cek semuanya per 30 Juni 2015 penyerapan anggaran daerah 25,92%. Kami berharap semester II ini bisa mencapai di atas 50%," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Keuangan Daerah, Kamis (2/7/215).
Menurutnya, penyerapan anggaran daerah dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah perlu mengoptimalkan tata kelola pemerintahan, dan mempercepat reformasi birokrasi demi memperkuat otonomi daerah.
Tjahjo juga mendorong penyaluran dana transfer daerah yang selama ini masih mengendap di perbankan agar dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah.
Dalam rapat tersebut, Mendagri juga mengimbau akselerasi pertumbuhan kredit perbankan yang saat ini hanya berkisar 12% menjadi lebih dari 15%.
"Rendahnya pertumbuhan angka kredit sebesar 12% akibat kehati-hatian pihak bank menyalurkan ditengah kekhawatiran akan terjadinya non-erforming loan [kredit macet],"tuturnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) memperkirakan realisasi belanja daerah sepanjang semester I/2014 mencapai Rp255,72 triliun atau 31,3% dari total anggaran belanja daerah tahun ini sebesar Rp815,91 triliun.
Berdasarkan dokumen Estimasi Realisasi Belanja Daerah Juni 2014, tren realisasi penyerapan belanja daerah paruh pertama tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama 2013 sebesar 34,3%, maupun realisasi penyerapan belanja daerah 2012 sebesar 34,6%.