Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Crown Green Square Rampung 2019

Crown Group menargetkan pengembangan proyek terbaru mereka, Crown Green Square rampung pada akhir 2019.
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (10/6/2015)./JIBI-Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (10/6/2015)./JIBI-Abdullah Azzam

JAKARTA—Crown Group menargetkan pengembangan proyek terbaru mereka, Crown Green Square rampung pada akhir 2019.

Head of Crown Asia Michael Ginarto menuturkan pengembangan gedung setinggi 20 lantai yang terletak di Green Square, 4 km dari Sydney tersebut akan dimulai akhir tahun 2015 dan direncanakan rampung akhir 2019.

“Kami pun akan meluncurkannya pada akhir Agustus 2015. Pengembangannya dimulai akhir tahun ini dan direncanakan selesai akhir 2019,” tuturnya pada Bisnis.com di Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Crown Green Square merupakan hunian mewah yang mencakup 326 unit apartemen dan 75 kamar hotel. Untuk apartemen, perusahaan menawarkan 4 tipe, yaitu studio, 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, dan 3 kamar tidur atau penthouse. Harga dipasarkan mulai dari Rp6,5 miliar per unit sampai dengan Rp80 miliar per unit.

Dari segi desain, Crown Green Square yang dirancang oleh Koichi Takada memiliki tampilan futuristik. Unsur yang paling menonjol adalah bentuk bangunan melingkar dengan lubang menghadap utara fasad, sehingga cahaya matahari dapat menembus pusat taman dan balkon apartemen.

Bangunan senilai Rp5,75 triliun tersebut pada 2020 akan menjadi rumah bagi 40.000 penghuni dan 22.000 pekerja.

Secara lokasi, Crown Green Square terbilang strategis karena terhubung langsung dengan stasiun kereta bawah tanah. Jarak tempuh ke pusat kota Sydney pun hanya memakan waktu 7 menit. Bangunan ini juga menjadi pintu gerbang sekaligus bagian dari program revitalisasi Green Square Town Centre sebagai sebuah pemukiman baru, fasilitas ritel, dan pusat budaya yang akan dibangun dalam 4 tahun ke depan.

Terkait pembeli asing, tutur Michael, biasanya China mendapatkan jatah 50%, Indonesia 30%, dan selebihnya campuran. Adanya kepastian kenaikan harga properti yang signifikan membuat investor berlomba membeli properti di Negeri Kangguru.

“Per tahun harga mengalami kenaikan rata-rata 15%. Namun, pada tahun lalu, harga bisa naik sampai 17,5%,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper