Bisnis.com, JAKARTA -- Belum adanya koordinasi yang jelas antara lembaga pendidikan dengan bursa kerja khusus dinilai sebagai salah satu penghambat terwujudnya tenaga kerja luar negeri profesional.
Padahal keberadaan tenaga kerja luar negeri profesional sangat mendesak seiring dengan akan dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun nanti.
"Memasuki MEA berbagai masalah sedapat mungkin harus diantisipasi, antara lain kurangnya link and match antara dunia pendidikan dengan dunia usaha," kata Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas BNP2TKI, Naekma di Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Dia menjelaskan, koordinasi diperlukan untuk pengelolaan database persediaan calon tenaga kerja skill atau rofesional guna menyiapkan dan memfasilitasi calon pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang layak khususnya di luar negeri.
"Semangat untuk saling koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dapat mengatasi permasalahan terbatasnya informasi ketersediaan TKI untuk mengisi peluang kerja luar negeri dan sebaliknya keterbatasan informasi peluang kerja luar negeri juga dapat diatasi dengan saling share informasi."