Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Hasil Laut: Berharap Ratusan Miliar Dari Bisnis Rumput Laut

Dari bisnis rumput laut saja, sebuah perusahaan bisa menghitung kemungkinan pendapatan hingga ratusan miliar rupiah. Tengok saja misalnya dengan proyeksi yang dibuat salah satu perusahaan terbuka bida perdagangan dan industri hasil laut dan pertanian berikut.
Ilustrasi: Warga mencari ceceran rumput laut yang rontok di Pantai Jumiang, Pamekasan, Jatim, Jumat (22/5/2015). Rumput laut tersebut dijual ke pengepul Rp 7.000 per kg kering. Dalam sehari pengais tersebut dapat mengumpulkan satu hingga lima kilo gram rumput laut./Antara-Saiful Bahri
Ilustrasi: Warga mencari ceceran rumput laut yang rontok di Pantai Jumiang, Pamekasan, Jatim, Jumat (22/5/2015). Rumput laut tersebut dijual ke pengepul Rp 7.000 per kg kering. Dalam sehari pengais tersebut dapat mengumpulkan satu hingga lima kilo gram rumput laut./Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, SURABAYA -- Industri hasil laut yang selama ini belum menjadi primadona menyediakan potensi pendapatan yang tak kepalang.

Dari bisnis rumput laut saja, sebuah perusahaan bisa menghitung kemungkinan pendapatan hingga ratusan miliar rupiah. Tengok saja misalnya dengan proyeksi yang dibuat salah satu perusahaan terbuka bida perdagangan dan industri hasil laut dan pertanian berikut.

PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO), perusahaan dimaksud, pada tahun ini menargetkan penjualan mencapai Rp160 miliar seiring rencana perluasan mitra petani rumput laut di beberapa wilayah pesisir.

Dalam Paparan Publik, di Surabaya, Rabu (10/6/2015), Presiden Direktur Wahana Pronatural, Samin, menjelaskan target tahun ini lebih tinggi dari pencapaian penjualan tahun lalu yakni Rp144,37 miliar. Sedangkan penjualan pada 2013 tercatat mencapai Rp126,89 miliar.

“Peningkatan penjualan tahun lalu memang disebabkan oleh naiknya penjualan rumput laut kering sebesar 5.430 ton, selain itu harganya juga cenderung naik sampai Rp16.000/Kg. Harga rumput laut sedang bagus-bagusnya sekarang ini,” katanya.

Samin mengungkapkan, sejak tahun lalu perseroan terpaksa mengubah skema bisnis perdagangan rumput laut dan kopi lantaran adanya penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% terhadap hasil pertanian.

Sebelumnya, 80% biji kopi dan rumput laut untuk diekspor dan 20% untuk pasar lokal. Namun sekarang, perseroan lebih banyak menggarap pasar lokal dan mengurangi komposisi ekspor yakni menjadi 20% saja.

“Ketika kami ekspor, buyer tidak mau dikenai harga setelah pajak. Mereka tetap menggunakan harga pasar dunia, sehingga beban pajak ditanggung kami, makanya sekarang kami ubah porsi ekspornya,” jelasnya.

Adapun penjualan perseroan sepanjang 2014 dikontribusi oleh rumput laut sebesar 62,6%, biji kopi 19,7%, dan produk permen atau candy dan dreamy sebesar 17,8%. Kebanyakan biji kopi dijual di pabrik minuman kopi.

“Kami ingin menghidupkan kembali penjualan komoditas yang dulu pernah dijalani, temasuk beras dan kedelai yang sudah tidak tergarap sejak tahun lalu. Namun tahun ini kami akan perbesar kapasitas produksi rumput laut lebih dulu dengan bermitra dengan petani di Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku,” imbuh Samin.

Dia menambahkan, selain memperluas mitra kelompok tani rumput laut, perseoran juga akan banyak mengadakan pembinaan petani agar bisa menghasilkan rumput laut yang sesuai standar kebutuhan internasional.

Sekretaris Perusahaan Wahana Pronatural, Iwan Setiawan, menambahkan saat ini perseroan juga masih mempertahankan kapasitas produksi permen yang mencapai 500 ton/bulan. Dalam tiga tahun ke depan direncanakan, bakal membuat pabrik permen dari rumput laut bila kapasitas produksi rumput laut sudah bisa mencapai 1.000 ton/bulan.

“Kami ada keinginan untuk mengembangkan produk permen dari rumput laut, tapi kami harus siapkan dahulu bahan bakunya agar bisa mencukupi kebutuhan pabrik nantinya,” imbuh Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper