Bisnis.com, CIREBON—Sekitar 78% wilayah bawah laut Indonesia belum dipetakan akibat keterbatasan teknologi di kapal riset.
Joni Widodo, Kabag Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan pihaknya membagi seluruh wilayah laut Indonesia menjadi 365 zona untuk memudahkan pemetaan. Dari jumlah tersebut, baru 82 zona atau sekitar 22% yang berhasil diteliti kondisi seismiknya.
“Satu zona luasnya 100 km X 150 km. Rata-rata kami menghabiskan waktu 30 hari untuk memetakan kondisi bawah lautnya,” katanya, Selasa (2/6/2015).
Menurut Joni, P3GL saat ini mengandalkan tiga buah kapal untuk menjelajah kawasan Indonesia. Kapal Geomarin I yang memiliki daya jelajah 7 hari hanya bisa beroperasi di laut dangkal sekita perairan Laut Jawa. Sementara itu, untuk kawasan Indonesia Timur Pihaknya mengandalkan Kapal Geomarin 3 yang memiliki teknologi lebih canggih.
Menurut Joni, salah satu kendala utama penelitian kelautan adalah persoalan anggaran. Untuk mengoperasikan kapal Geomarin 3 membutuhkan Rp150 juta dalam satu hari. Sementara itu, anggaran P3GL per tahun rata-rata mencapai Rp100 miliar. Itupun sudah termasuk gaji pegawai.
Selain persoalan dana, keterbatasan peneliti juga menjadi masalah. Saat ini lembaga tersebut hanya memiliki 40 peneliti fungsional. Padahal, idealnya harus memiliki sekitar 60 peneliti.